Contoh kasus perusahaan yang sudah melakukan keberlanjutan dan financial technology dan kegiatan operasionalnya
Sebagai bank BUMN, Bank Mandiri memulai transformasi digital jauh sebelum pandemi melanda Indonesia. Menjawab tantangan finansial di masa pandemi, Bank Mandiri memperkuat komitmen menjadi bank digital terbaik, terutama dengan peluncuran Mandiri Kopra dan Livin'. Hal ini dipastikan dengan mengutamakan kemudahan penggunaan, update dan keamanan informasi. Pankki Mandiri menawarkan kehidupan yang lebih baik kepada nasabah dan masyarakat. Dengan digitalisasi produk dan layanan unggulan, Bank Mandiri siap menjadi yang terdepan.
 Digitalisasi perbankan juga terbukti sangat penting dalam implementasi inisiatif keberlanjutan Pankki Mandir. Digitalisasi memfasilitasi dukungan pemulihan ekonomi selama pandemi, pengembangan usaha kecil dan menengah dan inklusi ekonomi masyarakat yang terpinggirkan. Digitalisasi juga mendukung upaya menjaga lingkungan dengan mengurangi penggunaan kertas dan bahan bakar. Pembangunan berkelanjutan dan digitalisasi berjalan seiring: untuk menghidupkan kembali ekonomi, melindungi lingkungan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.  Bank Mandiri bersama seluruh pelosok tanah air akan terus mendukung pemerintah mengatasi pandemi dan mencapai Sustainable Development Goals (SDGs).
Bank Mandiri menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dengan 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang telah disepakati dalam Paris Agreement, dapat dicapai dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk lembaga keuangan. Menanggapi bahwa kegiatan usaha Bank Mandiri akan lebih baik dan langgeng jika memperhatikan aspek Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola (ESG), kami melekatkan nilai keberlanjutan pada visi dan misi Bank.
Dalam menjalankan kinerja keuangan berkelanjutan, Bank Mandiri menyadari bahwa hal tersebut sangat bergantung pada insan Bank Mandiri yang memahami dan menerapkan prinsip dan strategi keuangan berkelanjutan. Untuk itu, perusahaan terus mengembangkan kapasitas insan Bank Mandiri melalui berbagai pelatihan dan pembekalan topik keberlanjutan lainnya yang melibatkan pakar, kementerian terkait, asosiasi, dan lembaga sertifikasi profesi. Bank Mandiri juga melakukan benchmarking untuk mengimplementasikan best practice di perbankan dan lembaga keuangan lainnya.
Dalam menjalankan operasional perusahaan, komitmen keberlanjutan Bank Mandiri diwujudkan melalui pembentukan ESG Flying Team yang merupakan champion dari seluruh unit kerja terkait penerapan keuangan berkelanjutan. Kami juga melakukan berbagai penyesuaian seperti penataan unit kerja yang bertanggung jawab dalam penerapan keuangan keberlanjutan, pembenahan beberapa Kebijakan Internal yang mendorong penerapan LST, serta penguatan manajemen risiko, khususnya risiko lingkungan dan risiko sosial. Selain itu, kami juga mengadakan Forum ESG (level board) secara berkala yang bertujuan untuk memastikan implementasi ESG telah berjalan sesuai dengan rencana dan target yang telah ditetapkan. Pemenuhan komitmen penerapan keuangan berkelanjutan di Bank Mandiri dapat dilihat dalam laporan keberlanjutan, termasuk berbagai praktik lainnya dalam tata kelola, manajemen, dan operasional Bank Mandiri.
Bank Mandiri juga telah menetapkan kebijakan yang sejalan dengan prinsip keberlanjutan di bidang lingkungan dan sosial, antara lain:
- Kebijakan kredit yang melarang pembiayaan untuk proyek-proyek yang membahayakan lingkungan.
- Standar Prosedur Kredit (SPK) yang mewajibkan calon debitur untuk mematuhi peraturan lingkungan seperti AMDAL, PROPER, dan menerapkan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
- Untuk sektor kelapa sawit dan CPO, Bank Mandiri memastikan nasabah memiliki sertifikat ISPO atau sekurang-kurangnya bukti pendaftaran ISPO. Selain itu, Bank Mandiri tidak diperbolehkan menyalurkan pembiayaan Gambut.
- Menghindari pemberian kredit pada proyek spekulatif, usaha perjudian, pornografi, bertentangan dengan norma kesusilaan, narkotika dan sektor lain yang dilarang oleh peraturan perundang-undangan lainnya.
- Memastikan nasabah/debitur memperhatikan kondisi sosial, seperti tidak mempekerjakan tenaga kerja paksa, tidak mempekerjakan anak di bawah umur, dan menerapkan prinsip nondiskriminasi.
Referensi
Akhyar, M. F. M. (2022, November 5). Mengenal Triple Bottom Line (TBL) dalam Bisnis. Businesstech. https://www.hashmicro.com/id/blog/mengenal-triple-bottom-line-tbl-dalam-bisnis/
Arviani, F. N. (2022, March 19). ESG: Pengertian, Kriteria dan Strategi Investasi Berkelanjutan. Https://Lindungihutan.Com/. https://lindungihutan.com/blog/environmental-social-and-governance-esg/