Meskipun, dia bisa bermain cukup baik, tetapi dalam beberapa momen, dia masih terlihat keteteran ketika menghadapi gelombang serangan Arsenal. Termasuk, saat menghadapi penekanan tinggi oleh pemain depan Arsenal ketika Leeds sedang berupaya membangun serangan dari bawah.
Artinya, pendekatan Bielsa untuk laga ini kurang tepat jika berdasarkan kondisi timnya. Kalau dia punya Patrick Bamford di depan dan di belakang yang bermain adalah pemain-pemain yang sesuai pada posisi aslinya, maka taktik bermain terbuka kemungkinan bisa tereksekusi dengan baik.
Kekakuan pada filosofi permainan, membuat Bielsa harus mengakui bahwa Arsenal punya peluang lebih besar untuk menang daripada timnya. Karena, Arsenal bisa memanfaatkan ruang yang lebih terbuka seperti di babak pertama.
Namun, Bielsa tetaplah Bielsa. Dia pun mencoba mendorong timnya untuk lebih berani menyerang di babak kedua. Bedanya, kali ini mereka lebih terstruktur, dan jarak antarpemain lebih rapat.
Ini membuat aliran bola cukup lebih baik dibanding babak pertama. Sampai kemudian, gempuran-gempuran pemain Leeds berhasil menciptakan peluang untuk mencetak gol.
Memang, peluang itu tidak lepas dari andil kecerobohan Ben White dalam membuang bola di dalam kotak penalti yang berujung pada hukuman penalti. Tetapi, kita perlu mengakui bahwa eksekusi penalti Raphinha sangat berkelas.
Publik Leeds pun kemungkinan punya harapan bahwa tim jagoannya dapat terus menipiskan jarak skor seperti yang mereka lakukan saat berduel dengan Chelsea. Namun, Arsenal tidak tinggal diam.
Mikel Arteta bisa dikatakan mampu membaca kebutuhan timnya dengan memasukkan Emile Smith Rowe untuk menggantikan Saka. Pergantian yang jitu, karena tak lama berselang, Arsenal berhasil mencetak gol keempat lewat kaki Rowe.
Gol ini pun bisa dikatakan sebagai "akhir pertandingan" bagi Leeds, karena mereka akan sangat kesulitan untuk mencegah Arsenal menang. Jika mencetak satu gol saja harus lewat penalti, bagaimana dengan gol kedua, ketiga, hingga keempat?
Kesulitan Leeds juga bertambah, karena Arteta memasukkan Nuno Tavares menggantikan si pemberi asis kepada Rowe, Martin Odegaard. Artinya, Arsenal punya banyak gelandang bertipe bertahan, meskipun mereka kini seperti membentuk formasi 4-3-3.