Ryuji Utomo dan Syahrul Trisna Fadhil adalah pemain yang jarang mendapatkan menit bermain di laga uji coba. Namun, keduanya bermain sejak menit awal, dan petaka bagi timnas ketika Ryuji terlihat mengalami cedera di akhir babak pertama.
Kemungkinan, Shin Tae-yong ingin menyimpan susunan pemain terbaiknya untuk menghadapi Vietnam dan Malaysia di dua laga terakhir fase grup. Apakah keputusannya salah?
Sebenarnya tidak salah. Ryuji adalah bek tengah yang sigap dalam menghadapi bola transisi dari lawan. Seandainya Ryuji tidak mengalami benturan yang terlihat fatal, bisa saja dia bermain penuh.
Syahrul juga mampu bermain cukup baik. Fakta di statistik memang menunjukkan dia kebobolan dua gol, tetapi dia mampu mempelajari kesalahannya dalam mengantisipasi tendangan bebas, dengan cara menunggu arah datangnya bola daripada cepat menebak arah datangnya bola.
Lalu, apa yang membuat timnas Indonesia terlihat tidak bermain memuaskan meski menang atas Kamboja?
Jika merangkum apa yang sudah dijelaskan di paragraf-paragraf sebelumnya, maka faktor penyebabnya adalah penurunan tempo dan menciptakan garis pertahanan rendah.
Dua faktor yang kemungkinan besar berawal dari indikasi meremehkan lawan. Meskipun, kalau dilihat jeli terhadap penurunan pemain yang dilakukan Shin Tae-yong terutama di babak kedua, sebenarnya tidak ada masalah.
Semua pemain yang diturunkan sebenarnya sudah menjalankan tugasnya masing-masing dengan cukup baik.
Edo Febriansyah yang masuk menggantikan Pratama di akhir babak pertama sebenarnya cukup mampu memperkuat pertahanan. Hanya saja, dia lemah dalam mendukung serangan jika dibanding Pratama.
Igbonefo juga sebenarnya tampil cukup baik dalam menggalang pertahanan. Meski dia kemungkinan kalah gesit dalam adu lari, dia mampu melakukan man to man marking dan zona marking.
Tentu, dengan catatan bahwa kualitas penyerang Kamboja belum sepadan dengan jam terbang karier profesional Igbonefo. Pemain Kamboja memang punya kelincahan, namun pengalaman seringkali menentukan.