Artinya, Indira tidak hanya diakui sebagai puteri terbaik Indonesia di ranah beauty pageant, melainkan juga di Asia Tenggara, saat itu. Suatu prestasi yang tentu patut dibanggakan dan perlu diingat sepanjang masa.
Pertimbangannya untuk hadir di Met Gala sebenarnya mirip dengan Nadya Hutagalung, yaitu sosok senior yang masih bugar sampai saat ini. Dan, jika melihat rekam jejaknya di media sosial, dia masih ekspresif dalam sesi pemotretan. Ini menjadi kecocokan untuk berdiri di atas karpet merah dan dipotret media massa internasional.
Kelima, NIKI. Berdasarkan yang saya ketahui di Met Gala, juga ada sosok-sosok penyanyi yang diundang.
Jika begitu, maka saya menempatkan NIKI menjadi kandidat kuat dari jagat permusikan yang berasal dari Indonesia untuk datang ke Met Gala. Seperti Mariana Renata, NIKI juga berkarier di AS, maka dia lebih dekat potensinya untuk diundang.
Memang, jika merujuk pada rentang waktu berkarier, NIKI cenderung masih baru dibanding Agnez Mo. Namun, melihat pengaruhnya yang sangat berkembang pesat, terutama pasca ditunjuk sebagai penyanyi yang mengisi soundtrack film "Shang-Chi and The Legend of The Ten Rings" (2021), saya pikir NIKI sangat layak memeragakan busana terbaik yang menginterpretasikan kualitas pelaku musik Indonesia.
Keenam, Agnez Mo. Walaupun kariernya cenderung mulai stagnan, saya masih berpikir bahwa Agnez Mo masih punya sesuatu yang dapat bermanfaat bagi penikmat karya-karya musisi asal Indonesia.
Tidak hanya karena dia berkarier di AS yang membuat potensinya bisa diundang ke Met Gala, tetapi juga karena dia masih punya kualitas di dunia tarik suara. Selain itu, dia juga ekspresif. Suatu modal penting untuk bisa berdiri dengan percaya diri di sana.
Ketujuh, Christine Hakim. Jika dibandingkan dengan Nadya dan Indira, sosok Christine jauh lebih senior. Namun, jika melihat Woophi Goldberg juga masih diundang di Met Gala di usianya yang ke-65 tahun, maka kenapa tidak jika Christine Hakim juga hadir di sana?