Inter yang di musim 2016/17 berada di posisi ketujuh dengan raihan 62 poin, dibawa Spalletti meraih 72 poin untuk finis keempat. Samir Handanovic dkk. hanya berjarak lima poin dari mantan klub Spalletti yang finis ketiga.
Tanpa Spalletti, Roma perlahan menurun, dengan salah satu bukti awalnya di musim 2018/19. Saat itu, Roma yang sudah ditinggal pensiun Totti sejak Juli 2017, harus finis ke-6. Sedangkan, Inter kembali finis keempat dengan raihan 69 poin.
Melihat sepak terjang tim yang diasuh Spalletti sebelum kini melatih Napoli, saya melihat kalau Napoli mempunyai potensi untuk tampil lebih kompetitif dari musim lalu. Bahkan, mereka bisa disebut calon peraih scudetto.
Kalaupun tidak, minimal mereka dapat kembali menjadi pengganggu tim terkuat dan terfavorit untuk juara musim ini. Seperti yang pernah mereka lakukan pada musim 2017/18 dan 2018/19.
Saat itu, Napoli yang dilatih Sarri sempat menjadi pengganggu Juventus, walau pada akhirnya harus mengakui keunggulan empat poin (2017/18) dan 19 poin (2018/19) dari Juventus--95 dan 90 poin--di tiap akhir musim. Namun, itu bisa menjadi patokan target yang realistis bagi Napoli bersama Spalletti musim ini.
Jika Insigne dkk. bisa terus menjaga performa konsistennya, tidak mustahil bagi mereka untuk terus berada di dua besar sampai akhir musim. Soal apakah mereka bisa menjuarai Serie A musim ini dengan mengalahkan satu di antara duo Milan, itu masih menjadi misteri.
Malang, 22 September 2021
Deddy Husein S.
Baca juga: Tantangan Simone Inzaghi Menambal Lubang Conte di Liga Champions
Terkait: Inter.it, Indosport.com, Kompas.com 1, Bolanet, Tempo.co, Goal.com, Okezone.com, Kompas.com 2.
Tersemat: Detik.com dan Indosport.com.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H