Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Potong Rambut Sendiri, dari Aib Menjadi Keterampilan Tersembunyi

19 Juli 2021   17:01 Diperbarui: 20 Juli 2021   16:23 1715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekspektasi rambut samping seperti ini. Sumber: Gettyimages via Acefootball.com

Berbeda dengan pemangkas rambut profesional yang paling mentok akan membatin dan menandai klien tersebut.

Itu yang membuat si klien sampai kapan pun tidak akan pernah merasa bersalah atau merepotkan si pemangkas rambut.

Faktor keempat, uang. Benar, ini adalah faktor yang sering melandasi kenapa rambut saya jarang dipangkas di salon pangkas rambut.

Ilustrasi uang untuk pangkas rambut. Sumber: Pexels/Lukas
Ilustrasi uang untuk pangkas rambut. Sumber: Pexels/Lukas

Sebenarnya, biaya jasa pangkas rambut yang dibebankan kepada anak dan remaja tidak seperti klien umur dewasa. Kalau misalnya orang dewasa laki-laki dikenakan tarif 10.000-15.000 rupiah untuk pangkas rambut, maka untuk anak-anak kemungkinan harganya beda 40-50 persen.

Saya memang tidak tahu pasti harganya saat itu, karena hanya dua kali pangkas rambut tanpa dikenakan biaya. 

Saya juga tidak pernah menggunakan jasa pangkas rambut yang biasanya mangkal di beberapa trotoar. Bukan karena tidak mau, tapi karena merasa uangnya sayang untuk itu.

Lebih baik buat ke warnet. Eh!

Lalu, kenapa akhirnya harus pangkas rambut sendiri?

Pertama, karena ibu sudah lelah menaklukkan kepala saya yang mungkin makin membatu.

Kedua, karena ibu saya mulai sangat sibuk bekerja dan bahkan punya potensi untuk kembali merantau. Artinya, waktu ibu lebih banyak tersita oleh pekerjaan dan sulit untuk berkompromi dengan urusan rambut saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun