Lalu, di sepertiga akhir, kecepatan motor kembali ditingkatkan. Terutama pada beberapa putaran terakhir. Kalau apa yang dilakukan Marc, dia memilih mengerahkan kembali kecepatan motornya di putaran terakhir.
Kuncinya adalah di kepercayaan diri. Ketika Marc sudah merasakan dirinya telah kembali, maka gaya balapnya juga akan kembali.
Itulah yang terlihat di putaran terakhir. Ketika Oliveira malah mulai berupaya meminimalkan kemungkinan terjadi kesalahan, di situ Marc memeroleh keuntungan dengan keberhasilannya kembali menjauhkan diri dari kejaran.
Artinya, dalam menaklukkan Sachsenring, Marc Marquez berhasil mengantongi dua hal penting. Strategi yang tepat dan kegagalan pembalap lain untuk membaca strateginya.
Lewat balapan ini juga kita bisa melihat bahwa seorang juara dunia memang selalu berbeda dari pembalap lain. Pengalaman juara dunia 8 kali dengan 6 diantaranya di kelas MotoGP seperti tidak menyublim dari kemampuan Marc Marquez yang versi pasca kecelakaan Jerez 2020.
Marc tetap bisa kembali menjadi Marc yang luar biasa. Dia adalah ahli strategi, dan itu sudah dibuktikan lewat balapan di Sachsenring.
Jadi, kemenangan Marc bisa saja menjadi pembuktian bahwa dirinya telah kembali. Atau, ini adalah konspirasi tentang bukti bahwa sejarah dari masa lalu dapat terus diukir hingga ke masa depan. Mungkinkah?
Deddy Husein S.
Terkait: Kompas.com 1, 2, CNNIndonesia.com, Tempo.co, Detik.com, Kumparan.com.
Baca juga: Honda Bandel seperti Anak-anak