Beruntungnya, pergantian pemain tidak mengubah determinasi tim. Para pemain Indonesia masih berani bertarung. Bahkan, hingga pertandingan tinggal beberapa detik saja.
Salah satu hal yang menjadi pelengkap dari perubahan gaya main Timnas Indonesia yang ditunjukkan di laga ini adalah keberuntungan. Ada momen di penghujung laga yang memperlihatkan bola umpan silang yang dilakukan pemain Thailand mengenai tangan Asnawi Mangkualam, dan di kotak penalti!
Namun, sangat beruntung, wasit tidak menganggap itu pelanggaran, alias handball. Mungkinkah itu ball to hand, atau wasit memang tidak melihatnya?
Walapun para pemain Thailand berupaya protes, wasit tetap bergeming hingga meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan. Skor 2-2 adalah hasil dari lanjutan babak Kualifikasi Piala Dunia Zona Asia Grup G.
Namun, determinasi pemain Indonesia ditunjang keberuntungan di akhir laga menjadi penghalang. Bahkan, kalaupun Timnas Indonesia kalah karena kejadian handball Asnawi di dalam kotak penalti, itu bukan suatu hal yang sangat mengecewakan.
Karena, kita sudah melihat tim Indonesia yang sekarang jauh berbeda dengan yang dulu. Timnas yang sekarang terlihat lebih stabil dalam segi stamina dan mentalitasnya.
Walaupun mungkin di masa lalu, skuad timnas punya mental yang bagus. Tetapi, kalau staminanya tidak bagus, sama saja. Orang yang lelah pasti konsentrasinya mudah memudar.
Artinya, kunci utama dalam skuad Timnas Indonesia saat ini adalah stamina. Itu tidak lepas dari pemilihan pemain di skuad senior, yang rata-rata adalah pemain muda yang baru saja lulus dari skuad timnas kelompok umur.
Sebut saja, Egy, Witan, Rafli, Abi, Rizky Ridho, Arif Satria, hingga Osvaldo Haay. Bisa dikatakan, hanya Evan Dimas dan Ryuji Utomo yang merupakan sisa-sisa dari generasi yang sudah pernah memperkuat timnas senior.
Bahkan, kalau merujuk pada jam terbang pun hanya Evan Dimas yang konstan bermain regular di timnas. Ryuji walaupun cukup sering dipanggil, ia masih kalah bersaing dengan Hansamu Yama Pranata ataupun Yanto Basna di skuad utama.