Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Benarkah Kasus di Old Trafford Murni ESL dan Glazers? (Bagian 3)

29 Mei 2021   18:30 Diperbarui: 29 Mei 2021   18:42 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebijakan 50+1 juga pasti butuh tambang yang dapat dikeruk uangnya. Tambang itu bernama Premier League.

Premier League sering berperan penting dalam aktivitas bursa transfer pemain. Sumber: Dokumentasi Deddy Husein S.
Premier League sering berperan penting dalam aktivitas bursa transfer pemain. Sumber: Dokumentasi Deddy Husein S.
Kalau Premier League juga sama-sama menerapkan kebijakan 50+1, siapa yang akan jadi tambang? Hanya mengharap pada Real Madrid, Barcelona, dan Paris Saint-Germain?

Apakah nanti juara Liga Champions hanya dipegang oleh tiga klub itu--dan tentunya ditambah Bayern Munchen? Apakah semua liga mau seperti Bundesliga yang UBM?

Tidak asyik!

Cara Bayern Munchen menguatkan tim dengan merekrut pemain andalan klub Bundesliga lain. Sumber: Dokumentasi Deddy Husein S.
Cara Bayern Munchen menguatkan tim dengan merekrut pemain andalan klub Bundesliga lain. Sumber: Dokumentasi Deddy Husein S.
Membiarkan semua pemain dan pelatih hebat hanya berkumpul di satu-dua klub besar saja tidak akan mengasyikkan. Bundesliga adalah contohnya.

Secara permainan, memang tidak terlalu tampak jelas. Karena bagus-tidaknya permainan juga berkaitan dengan mentalitas dan stamina. Taktik bagus, kalau stamina dan mental pemain sedang tidak bagus, hasilnya tidak akan berjalan sesuai harapan.

Namun, secara kompetisi, Bundesliga masih kurang kompetitif. Bahkan, ketika Bayern Munchen kalah di DFB Pokal saja, masih banyak orang yang tidak terima dan menghujat. Padahal, kekalahan Bayern Munchen adalah salah satu indikasi adanya kompetisi yang bagus.

Hal ini yang kemudian seharusnya menjadi cerminan bahwa kebijakan 50+1 juga ada imbas buruknya. Kekuatan finansial atau yang sebelumnya disebut bisnis akan dilemahkan dengan kekuatan politik.

Walaupun dua unsur itu harus ada di sepak bola, tetapi unsur politik jangan sampai terlalu kuat. Ketika unsur politik lebih kuat dari unsur finansial, maka sepak bola akan kurang menarik.

Sebuah klub yang antah berantah menjadi tidak punya pijakan yang kuat untuk membuat kejutan. Padahal, salah satu unsur penting dalam membuat kejutan adalah kesehatan finansial.

Ketika finansial sehat, fokus mengejar sesuatu yang di depan atau malah yang ada di atas, akan menjadi pekerjaan yang tidak terlalu muluk-muluk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun