Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Undangan Pernikahan Digital, di Antara Etika dan Zaman

24 Februari 2021   22:37 Diperbarui: 25 Februari 2021   13:34 1377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jarak, nilai kesopanan, dan faktor orang (kaum) tua menjadi pertimbangan dalam memberi undangan nikah. Gambar: Dok.pribadi/Deddy HS

Apa yang website baru lakukan juga bisa dilakukan oleh website lama, jika mereka mau mempelajari keadaan, ingin selalu menjadi pilihan, dan ingin terus eksis. Sedangkan untuk website baru, membuat regulasi yang ketat juga bukan suatu kesalahan, itu adalah pilihan.

Siapa tahu, di antara para calon pasangan suami-istri (pasutri) yang akan menikah, mereka ingin mencari yang lebih praktis dan hemat, sekalipun regulasinya ketat. Seperti hukum sederhana jual-beli, ada barang-ada harga, ada harga mahal-ada kualitas tinggi.

Tentu, saya tidak bermaksud menilai rendah website yang lebih baru merintis dan teramat ketat regulasinya. Justru, kehadiran mereka dapat memberikan contoh nyata kepada orang-orang masa kini tentang pentingnya menghargai jasa ahli digital.

Mereka seperti graphic designer, illustrator, blog writer, content writer, dan tentunya praktisi IT. Mereka yang biasanya memiliki andil dalam menciptakan website, termasuk website penyedia undangan nikah digital.

Setelah saya cukup memahami seluk-beluk undangan nikah digital, saya mulai memikirkan apa dampaknya terhadap interaksi sosial. Apakah dampak undangan nikah digital sama seperti undangan nikah cetak yang di Jawa biasanya disebut ulem-ulem?

Setelah saya duga-duga, ada beberapa hal yang dapat saya jadikan perbedaan antara undangan nikah digital dengan undangan nikah cetak. Oiya, ini berdasarkan sudut pandang orang yang menerima undangan, bukan pemberi undangan.

Ilustrasi undangan pernikahan. Gambar: Pexels/Olya Kobruseva
Ilustrasi undangan pernikahan. Gambar: Pexels/Olya Kobruseva
Pertama, tentang waktu. Seperti yang saya alami, undangan nikah digital dapat saya ketahui sekitar dua pekan sebelum hari pernikahan itu diselenggarakan.

Artinya, pemesanan, pembuatan, dan penyebaran undangan tersebut tidak membutuhkan waktu lama. Itu memudahkan orang-orang yang diundang untuk mempersiapkan diri, termasuk memperkirakan apakah dapat datang atau tidak.

Seperti yang saya lakukan, bahwa ketika saya memang sedang berhalangan hadir, maka saya segera dapat memberitahu sang mempelai yang saya kenal. Menurut saya, itu akan membuat sang mempelai dapat memberitahu orang-orang yang membantunya dalam mempersiapkan pernikahan, agar tidak terlalu berlebihan dalam menyediakan sajian untuk tamu undangan.

Semakin cepat undangan tersampaikan, maka semakin cepat orang yang diundang menanggapi. Jika si undangan mampu memberikan kepastian, entah hadir atau tidak, itu juga semakin bagus.

Undangan nikah cetak belum pasti demikian. Terkadang ada permasalahan teknis terkait percetakannya. Salah ketik dan permintaan revisi yang otomatis cetak ulang. Itu membuat banyak waktu dihabiskan hanya untuk memastikan undangan nikah telah jadi dan siap disebar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun