Gambaran saya saat ini dan masa depan murni adalah milik saya. Saya juga punya nama Deddy. Asli tercatat di akta kelahiran tanpa "revisi" dan tanpa mencari nama panggung.
Bahkan, kalau saya menjadi sosok yang gagal pun itu bukan untuk membuat nama Deddy lainnya akan merasa terhina. Karena, yang bertanggung jawab atas kegagalan saya adalah saya, bukan orang lain yang punya nama sama.
Namun, saya sukses dibuat terheran-heran. Karena, ternyata ada nama yang nyaris identik dengan nama yang sering saya sematkan di akhir tiap tulisan saya di Kompasiana.
Akibat kesamaan itu, saya mencoba membuat pijakan kokoh, bahwa saya juga pengguna nama Deddy Husein S. Sekalipun, mungkin nama S pada orang tersebut dan saya berbeda.
Kalau S-nya sama, yaitu Suryanto. Makin lucu, dan sulit membayangkan bagaimana saya bisa melihat nama milik orang lain yang 100% identik.
Kalau saya membaca nama Husein, sudah biasa. Apalagi membaca nama Deddy, sangat biasa.
Namun, suatu waktu saya sempat terkejut ketika membaca nama Suryanto. Ternyata, ada juga yang punya nama Suryanto, bahkan di Kompasiana banyak.
Hanya saja, seperti yang saya sematkan di judul, bahwa nama saya adalah nama saya, bukan nama Anda. Begitu juga sebaliknya.
Saya punya hak dan kewajiban "menghidupkan" nama saya sendiri. Dan, orang lain yang kebetulan namanya sama juga punya hak untuk "menghidupkan" namanya sendiri.
Kalau kemudian ada kontroversi atau prestasi, itu juga milik masing-masing. Bukan milik sesama nama tersebut.