Karena, tidak semua orang asing (WNA) adalah orang hebat. Mereka sebenarnya lebih tepat disebut berbeda. Artinya, orang-orang yang membawa atau mempunyai sesuatu yang berbeda.
Misalnya, kebiasaan. Mereka sudah biasa membuang sampah pada tempatnya, sedangkan kita masih menganggap sungai adalah tempat pembuangan sampah yang tepat.
Namun, bukti itu juga bisa membuat kita mengakui bahwa mereka orang hebat. Artinya, mereka bisa melakukan hal yang mungkin kita anggap remeh, yang kemudian dapat mengembangkannya ke tindakan yang lebih besar.
Kita mungkin ingin terlihat hebat, tetapi untuk membuang sampah pada tempatnya saja belum istikamah. Bagaimana mau hebat?
Hal-hal yang mendasar--secara individual atau sosial--itu yang kemudian bisa membuat kita menjadi sering minim kepercayaan diri. Bahkan, tidak hanya dengan orang asing yang merupakan WNA, terhadap "orang asing" yang dari luar daerah juga bisa terjadi.
Poin kedua adalah menganggap orang asing lebih banyak pengetahuannya. Ini sebenarnya sama seperti di poin pertama, yaitu diakibatkan oleh perbedaan cara memandang atau memperlakukan suatu hal.
Beda asal, beda kebiasaan. Itu yang kemudian membentuk pengetahuan yang berbeda. Lalu, apakah itu membuat mereka (orang asing) lebih banyak pengetahuannya?
Belum tentu. Mereka juga pasti mempunyai kapasitas yang terbatas. Hanya saja, mereka mau mengeksplorasi keterbatasannya.
Contohnya adalah keberadaan kaum Belanda di Indonesia (Nusantara) di masa lampau. Apakah mereka datang dan menginvasi Indonesia dengan pengetahuannya terhadap Indonesia?
Bisa saja mereka belum tahu sepenuhnya tentang Indonesia. Namun, mereka sudah berani untuk datang dan membuktikan bagaimana rupa Indonesia (Nusantara). Itulah cara yang sering dilakukan orang asing, khususnya WNA.