Mempelajari bahasa dari negara lain sebenarnya memberikan kesempatan secara implisit dan eksplisit untuk menghargai budaya negara lain. Terlepas dari apakah itu terpengaruh dari tren atau dorongan pribadi (kebutuhan).
Memang, secara data statistik, Indonesia tergolong rendah kemampuan berbahasa Inggrisnya, tetapi saya yakin orang Indonesia yang melancong ke luar negeri cukup mengerti bahasa Inggris. Bahkan, tidak jarang pelancong Indonesia akan belajar bahasa yang ada di calon destinasi, agar dapat memberikan timbal-balik positif jika terdapat interaksi dengan orang setempat. Minimal, bisa mengucapkan "grazie", "gracias", "arigatou", "xiexie", "gamsahabnida", dan sejenisnya.
Dengan melihat orang Indonesia yang mau mempelajari bahasa negara lain juga bisa diharapkan menjadi salah satu simbol mampu menghargai budaya (dan peraturan) negara lain. Tetapi, jangan lupa jika negara kita, Indonesia, juga perlu dihargai dengan cara mempelajari, memahami, dan mempraktikkan bahasa yang dimiliki.
Jangan sampai ketika kita sudah menguasai bahasa negara lain, tetapi lupa dengan bahasa yang ada di Indonesia, salah satunya bahasa daerah. Minimal, masing-masing masih bisa berbahasa daerah sesuai asalnya. Dan, lebih baik lagi jika memahami bahasa daerah lain, agar semakin sadar bahwa Indonesia itu beragam dan indah.
Malang, 21-01-2021
Deddy Husein S.
Terkait: Motoblast.org, Gridmotor.motorplus-online.com, Kompas.com 1 dan 2.
Tersemat: Kompas.com, Jdih.dephub.go.id, Safetynet.asia, Baliexpress.jawapos.com, Voaindonesia.com, Liputan6.com.
Catatan penulis:Â Terima kasih buat teman saya yang bersedia berbagi pengalamannya dan mengizinkan pengalamannya ditulis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H