Kabarnya, aksi meludah yang dilakukan wisman ini terjadi saat situasi sedang ada orang lain. Itu yang membuat mereka tidak nyaman dan akhirnya si wisman ditegur oleh petugas hotel. Namun, teguran itu tidak mendapat respon positif, seperti "sorry", melainkan hanya menyelonong pergi.
Berdasarkan tindakan tersebut, saya berpikir bahwa wisman juga ada yang kurang mempraktikkan sopan-santun. Sesuatu yang sebenarnya vital bagi masyarakat Asia, khususnya jika sedang di Indonesia.
Kejadian tentang abai peraturan dan sopan-santun ternyata tidak hanya terjadi di area hotel. Saat teman saya pulang, di jalan juga tidak jarang menemukan wisman yang berkendara dengan ugal-ugalan dan tidak mengenakan pakaian yang tepat.
Kabarnya, mereka sering tidak menggunakan helm, berkecepatan tinggi, dan yang perempuan tidak jarang yang menggunakan bikini. Padahal, dalam peraturan di UU No. 22 Tahun 2009 secara implisit menyatakan bahwa pengendara kendaraan bermotor wajib menghindari tindakan yang dapat membahayakan keselamatan berlalu-lintas (pasal 105) dan menggunakan alat penunjang keselamatan (helm) seperti yang diungkap pada pasal 106.
Berpakaian minim bukan dilarang karena mengganggu nilai-norma setempat, melainkan dilarang demi keselamatan sendiri. Jika jatuh, jelas pengguna kendaraan yang berpakaian minim rentan cedera lebih parah daripada yang lebih tertutup, seperti menggunakan jaket/pakaian berjenis denim.
Tidak lama, wisman berboncengan itu dihentikan oleh pecalang (polisi tradisional Bali) dan Satpol PP. Makanya, jadi orang jangan sombong amat! (batin teman saya ala Mandra)
Tidak Mengerti Bahasa Inggris
Dulu, saya mengira semua orang dari luar negeri yang datang ke Indonesia bisa berbahasa Inggris. Apalagi, jika mereka adalah WNA berkulit putih, kesan awal seperti, "Wah, pasti dari Inggris, AS, atau Australia!".
Tetapi, kenyataannya tidak demikian. Tidak semua wisman bisa berbahasa Inggris.
Hal itu diperparah, jika mereka merupakan wisman asal Asia. Memang, tidak semua seperti itu, tetapi menurut teman saya, mereka yang biasanya datang bergerombol, pasti lebih banyak yang tidak paham Bahasa Inggris.
Sebenarnya, saya memaklumi jika secara verbal kurang paham. Tetapi, ternyata mereka tidak jarang yang juga tidak paham secara teks.