Mungkin, ada pembaca yang mulai menganggap ini ilustrasi yang terlalu mengada-ada. Tetapi, anggap saja ini memang ada.
Lalu, berhubung dia generasi milenial, maka dia dianggap lebih pintar dan memang sangat diandalkan dalam urusan teknologi, khususnya teknologi digital. Dari yang diminta mencarikan provider terbaik untuk WiFi rumah, memilihkan layanan menonton film/serial legal, sampai juga pada perihal yang sedang tren saat ini, yaitu membantu proses belajar dari rumah.
Tidak jarang, ketika ibunya yang seorang guru terlihat kesulitan membuat sesi pembelajaran lewat layanan pertemuan daring, dia juga yang menguruskan. Termasuk ketika adiknya kurang paham cara mengunggah tugas sekolah, maka dialah yang mengunggahnya.
Karena, ketika dulu dia belajar tentang teknologi digital, dia juga melakukannya dengan cara bermain. Bermain dengan media sosial ketika dia masih sekolah, dan sering disusul ibunya agar pulang dari warnet. Juga, bermain gim di ponsel pintar pertamanya yang dibelikan ayahnya.
Saat masa belajarnya itulah dia hanya melakukan apa yang diinginkan, alias apa yang sangat menggugah semangatnya. Tetapi, kini dia sudah tidak bisa hanya bersembunyi di balik tirai belajar, karena khusus untuk teknologi digital, dia sudah dianggap lebih bisa daripada yang lain di rumahnya.
Memang, rasanya seperti kurang adil, karena kemarin dia bermain medsos dilarang, dan bermain gim pun sering dihukum 3M; menyapu, mengepel, dan mencuci perabotan dapur. Tetapi, sekarang dia malah diharuskan membantu orang rumah untuk menguasai teknologi yang sebelumnya dianggap candu belaka.
Dari situlah kemudian, ada satu hal yang perlu dipelajari lagi oleh si pemuda, yaitu sabar. Kemarin, dia bersabar untuk tidak mengorbankan rasa hormat kepada orang tua. Sekarang, dia juga bersabar untuk membantu keluarga agar mentas sebagai keluarga yang melek digital.
Tidak hanya bisa menggunakan, tetapi juga harus cerdas dalam menggunakan teknologi digital. Itulah yang kemudian diharapkan dapat dilakukan oleh para pemuda yang bisa saja dianggap sebagai andalan rumah untuk mengarungi masa pandemi ini.
Yuk, kembali belajar sabar, pemuda. Siapa tahu, nanti akan ada imbalannya. Minimal, selalu dapat top-up gratis langganan premium layanan musik dan film/serial legal dari orang tuanya. Asyik, kan?