Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Al Sadd Juara Amir Cup 2020, Sudahkah Xavi Pantas ke Barcelona?

20 Desember 2020   20:47 Diperbarui: 20 Desember 2020   21:33 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Xavi Hernandes pelatih Al Sadd sejak Mei 2019. Gambar: AFP/Karim Jaafar via Kompas.com

Itu seperti yang terjadi pada Lucien Favre di Borussia Dortmund. Ia harus menjadi pelatih Eropa yang cepat kehilangan pekerjaan di musim ini karena tren buruk Dortmund di Bundesliga Jerman. Artinya, fenomena itu juga bisa terjadi pada klub lain.

Memang, kita perlu melihat bahwa ada klub-klub yang sedang berupaya bersabar dengan pelatihnya, karena pelatih itu adalah ekspemain klub tersebut. Walaupun, sebenarnya mereka sedang terseok-seok dan/atau labil. Sebut saja Arsenal, Manchester United, dan Chelsea.

Tiga klub itu--dengan yang paling parah adalah Arsenal--terbukti masih berupaya bersabar dengan pelatih-pelatih mudanya yang notabene mantan pemainnya. Tetapi, kita juga tidak bisa melupakan momen Gennaro Gattuso dipecat oleh AC Milan, walau dia adalah ekspemain Rossoneri.

Baca juga: Gattuso Gantikan Ancelotti

Artinya, tidak semua pemain hebat nantinya bisa menjadi pelatih hebat. Atau, tidak semua mantan pemain klub tersebut yang biasanya dapat memberikan performa terbaiknya di lapangan akan bisa memberikan taktik hebatnya di pinggir lapangan.

Terbukti, Gattuso yang terlihat seperti "ABG" di AC Milan, justru mampu memperlihatkan kematangannya saat melatih Napoli. Berarti, Xavi juga tidak harus membuktikan kehebatannya sebagai pelatih di Barcelona, hanya karena label mantan pemain Barcelona.

Lagipula, Barcelona saat ini juga sebenarnya dilatih oleh mantan pemainnya. Itulah yang membuat Barcelona seharusnya tidak terburu-buru memanggil Xavi untuk pulang. Mereka justru harus bersabar melihat progres kepelatihan Xavi di Qatar dan Asia.

Begitu pun dengan penggemarnya. Jangan mudah terbuai dengan kata legenda. Karena, legenda adalah masa lalu, yang artinya untuk menatap masa depan tidak harus berkata kunci legenda, melainkan visioner.

Barcelona entah dengan Xavi atau bukan, mereka harus membutuhkan pelatih yang visioner. Pelatih yang tidak hanya mengembalikan identitas klub, melainkan juga memberikan warna baru yang sesuai dengan permainan sepak bola masa kini dan masa depan.

Mungkin, Xavi adalah salah satu orangnya. Tetapi, seharusnya tidak sekarang, melainkan pada waktu yang tepat nanti. Sabar ya, Cules.

Mungkin ini adalah reuni impian cules mania. Gambar: Fcbarcelona.com/Miguel Ruiz
Mungkin ini adalah reuni impian cules mania. Gambar: Fcbarcelona.com/Miguel Ruiz
~ Malang, 20-12-2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun