Justru, yang bisa dianggap "kelinci percobaan" adalah yang berada di tahap sebelumnya, yang masih melibatkan kurang-lebih 100 orang.
Tentu, bagi penggemar sepak bola sudah tidak asing lagi dalam mendengar kabar para pemain sepak bola terkena covid-19. Malah, di Indonesia saja sewaktu belum seperti sekarang, kita sudah mendengar beberapa pemain di Indonesia positif covid-19.
Artinya, ketika sepak bola Indonesia akan siap digelar lagi, idealnya para pelakunya sudah mendapatkan vaksin. Tetapi, harapannya vaksin itu tidak datang belakangan atau mepet dengan jadwal bergulirnya kembali kompetisi.
Mereka yang baru saja mendapatkan vaksin harus diberi waktu untuk adaptasi dengan tubuh pasca vaksinasi. Seingat saya sewaktu vaksinasi--saya lupa vaksinnya apa--saat SD, saya disuntik pada hari Jumat/Sabtu, agar ada jeda hari Minggu untuk istirahat penuh. Itu hanya sebagai contoh sederhana.
Tetapi, jika memang pada akhirnya para pelaku sepak bola mendapatkan vaksin di waktu yang sangat dekat dengan jadwal kick-off--atau malah setelah bergulir, maka sebaiknya ada kebijakan penggiliran. Artinya, tidak semua orang di dalam satu klub mendapatkan jadwal vaksin yang sama.
Atau, jika cara itu cukup ekstrim, karena berkaitan dengan level permainan, maka struktur tim pemain dibagi menjadi dua. Tanpa menitikberatkan mana yang penghuni skuad utama, mana yang skuad cadangan.
Mereka diacak, agar nanti saat pertandingan level permainan masih tidak berbeda jauh dengan skuad utama yang sebenarnya. Artinya, tetap ada keseimbangan di situ.
Bagaimana dengan mereka yang belum mendapatkan giliran vaksin?
Mereka yang belum mendapatkan giliran vaksin harus menjalani pertandingan dengan protokol kesehatan yang ketat. Bahkan, sebenarnya mereka yang sudah vaksin pun sebaiknya demikian.