Namun, jika dia turut menyerang, lebih baik dia diganti oleh Eriksen yang jelas punya visi menyerang. Barella bisa digeser sementara ke belakang untuk sekadar membantu Eriksen mengambil bola dari belakang.
Sebenarnya, ini memang sangat tidak ideal. Tetapi, sebagai tuan rumah, berani menyerang adalah harga mati, ditambah jika sedang tertinggal.
Hal ini yang sebenarnya patut dipertanyakan pula. Karena Conte masih cenderung main aman. Dia tidak berani mengubah taktiknya yang suka menyerang dari sayap.
Padahal, jika dia sudah kehilangan 1 pemain, apalagi pemain itu ada di lini tengah, maka sebaiknya permainan harus diubah. Inter harus mencoba menyerang dari tengah. Bermain rapat.
Mereka tetap bisa menempatkan pemain di sayap, tetapi itu untuk rencana cadangan atau kejutan. Selain itu, menyerang dari tengah juga memungkinkan untuk terjadi duel di area depan pertahanan lawan.
Jika itu terjadi, dan sudah masuk pemain-pemain yang sudah disebutkan itu, maka kemungkinan terjadinya gol masih ada. Ini yang berbeda jika bermain dari sayap. Kalaupun ada pelanggaran, pasti tidak terlalu berbahaya.
Menyerang dari sayap juga akan monoton seperti yang dilakukan Perisic. Semua pemain Real Madrid sudah pasti tahu, bahwa akan ada upaya umpan-umpan silang yang dirancang untuk Lukaku. Padahal, Inter akan sangat berbahaya jika bermain kombinasi 1-2-3 pemain tepat di depan kotak penalti.
Penggambaran faktor kedua ini memang cukup rumit, karena kaitannya dengan pergantian pemain dan percobaan mengubah taktik. Conte memang akan kesulitan melakukannya, tetapi dia juga harus siap dengan konsekuensi dari taktik yang dipilih, termasuk menurunkan andalannya saat ini, Vidal.
Sebagai pelatih, tentu Conte tahu karakter pemainnya, apalagi yang berstatus pilihannya. Itulah mengapa, dia harus menyiapkan rencana-rencana buruk. Termasuk mengubah formasi andalan. Jika biasanya Conte menggunakan formasi 3 bek, maka dengan kejadian di laga ini, dia seharusnya mencoba menggunakan formasi 4 bek.