Balapan pamungkas MotoGP 2020 telah berakhir dan tergelar di Portimao, Portugal (22/11). Meskipun khusus kelas MotoGP sudah ditemukan siapa juara dunianya, balapan ini tetap patut dinantikan.
Alasan pertama, di balapan ini masih ada perebutan gelar juara dunia untuk tim konstruktor. Ada Suzuki dan Ducati yang bersaing memperebutkannya.
Alasan kedua, balapan di Portimao menjadi ajang perpisahan banyak pembalap. Artinya, semua pembalap masih tetap berupaya memberikan penampilan terbaiknya di seri ini.
Hanya dia yang bisa menentukan hasil akhir. Apakah dapat melakukan start bagus, dan mampu mempertahankan posisi terdepan atau tidak.
Hal ini kemudian diperlihatkan ketika balapan dimulai. Morbidelli sukses melakukan start bagus, disusul Jack Miller yang juga melakukan start bagus.
Namun, tidak ada pembalap lain yang mampu melakukan start lebih baik dari mereka berdua selain Miguel Oliveira. Dialah yang mampu melakukan start terbaik di balapan ini.
Memulai balapan dari posisi pertama (pole position), Oliveira juga melalui putaran pertama sebagai pembalap terdepan. Seiring berjalannya waktu, Oliveira semakin tidak terkejar.
Sedangkan Morbidelli dan Miller seperti melanjutkan persaingan di Valencia pekan lalu. Mereka kembali bersaing sengit dengan Miller yang kembali menjadi ekor Morbidelli sepanjang balapan.
Bagaimana dengan pembalap lainnya?
Posisi keempat awalnya diperebutkan antara Cal Crutchlow, Stefan Bradl, Johann Zarco, Pol Espargaro, dan Alex Rins. Posisi ini sangat seru, karena berisi kuda hitam kecuali Rins dan Pol yang sangat berpengalaman sepanjang musim 2020 untuk bersaing di baris depan.
Namun, keberadaan Stefan Bradl di sana terlihat seperti suatu pemandangan yang menarik. Tumben dia bisa berada di posisi lebih bagus dari Alex Marquez, walau sebenarnya itu tidak lepas dari posisi start-nya.
Itu artinya, cukup banyak pembalap yang mampu melakukan start yang baik, dan itu membuat mereka bisa tetap tidak kehilangan banyak posisi. Menariknya, di sirkuit yang terlihat lebih ekstrim dari Sachsenring, Suzuka, dan Philip Islands itu terdapat kunci penting agar dapat menyelesaikan balapan sedikit lebih tenang, yaitu melakukan sebaik mungkin dan menghindari kerumunan.
Ini terlihat dalam perebutan posisi 4 dan 8. Ada banyak pembalap yang memiliki jarak tipis di posisi tersebut. Lalu, di manakah posisi sang juara dunia, Joan Mir?
Mir awalnya terlihat cukup mampu bersaing tidak jauh dari 10 besar. Dia terkadang terlihat di posisi 12 dan sekitar itu. posisi itu memang sangat tidak bagus. Namun, jika melihat posisi start-nya, 20, maka posisi di putaran-putaran awal itu sudah cukup bagus.
Hanya, yang menjadi persoalan adalah apakah Mir mampu terus bersaing dengan pembalap lain, ketika semua pembalap sedang "gila" di seri terakhir ini?
Sebenarnya Mir juga banyak melakukan manuver-manuver berbahaya. Bahkan, dia juga sempat terlihat melakukan manuver yang membuat Francesco Bagnaia cedera pada tangan kanannya. Rekan setim Jack Miller itu akhirnya harus menepi ke paddock.
Setelah insiden itu, Mir juga sempat nyaris kehilangan kendali pada motornya walau akhirnya mampu menguasai keadaan. Hanya, tidak lama kemudian dia terlihat mengalami permasalahan pada motornya yang membuatnya harus masuk ke pit.
Penuh tanda tanya. Tapi, mungkin itu adalah hasil yang impas setelah dirinya membuat Pecco cedera.
Melihat apa yang terjadi pada Mir, ini seperti antiklimaks bagi sang juara dunia. Pada akhirnya dia tidak mampu menemani Rins untuk berduel memperebutkan gelar tim konstruktor.
Ketidakhadiran Mir, membuat Rins seperti berduel sendirian dan harus digempur habis-habisan oleh pembalap dari Yamaha juga lainnya. Namun, ketakberdayaan Rins juga sudah terjadi sejak dirinya gagal bersaing untuk posisi ke-4. Dia malah terus turun dan kemudian disusul banyak pembalap.
Memasuki putaran-putaran terakhir, kamera mulai dilema. Ketika persaingan posisi kedua masih terlihat 'alon-alon kelakon', sedangkan di belakangnya mulai terlihat ada penyerbuan ke depan untuk memperebutkan posisi ke-5.
Ada Johann Zarco, Cal Crutchlow, Stefan Bradl, dan mulai disusul oleh Andrea Dovizioso, Takaaki Nakagami, bahkan juga sempat terlihat Alex Marquez. Berbicara soal Alex Marquez, dia sepertinya hanya ingin mengakhiri balapan sebisanya.
Gelar rookie of the year sudah pasti diraih Brad Binder, walau Brad DNF di balapan ini. Namun, berusaha finis di Portimao akan lebih baik bagi Alex Marquez sebelum turun ke LCR Honda musim depan (2021).
Lalu, sorotan mulai mengarah ke Andrea Dovizioso. Pembalap Ducati Team itu terlihat garang dalam melibas pembalap-pembalap di depannya. Itu seperti Dovi yang seharusnya.
Putaran terakhir pun tiba. Kini kamera mulai fokus ke depan. Bukan ke Miguel Oliveira yang sudah menjauh sekitar 4 detik lebih, melainkan Morbidelli dan Miller.
Akhirnya, Miller berhasil melakukan manuver untuk memasuki tikungan ke kiri. Miller berhasil masuk, walau Morbidelli berupaya mengejar di tikungan selanjutnya.
Tetapi, Miller sepertinya kali ini sudah memperhitungkan titik-titik mana ia dapat mengendalikan motornya sekaligus menutup celah-celah yang seharusnya bisa diincar Morbidelli. Penonton pun bisa diyakini telah berdecak kagum pada akselerasi Miller, karena dia sangat luar biasa dalam mengontrol Desmosedici-nya.
Ini menjadi pemandangan langka. Karena, belum tentu Oliveira dapat mengulanginya lagi di musim-musim selanjutnya jika MotoGP tidak lagi digelar di Portugal.
Deddy Husein S.
Terkait:
Motogp.com dan Wikipedia.
Baca juga:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H