Meskipun saya tidak perlu menjadi penghuni tempat lain, saya sudah merasa cukup tahu poin-poin mana yang bisa dibandingkan ketika saya menjadi pengunjung di tempat lain.
Selain itu, saya juga menggunakan sedikit pengalaman, yaitu tentang 'apa yang Anda suguhkan adalah yang terbaik'. Ini bisa dilihat contohnya dari kebiasaan orang zaman sekarang di media sosial.
Pernahkah, kita mengunggah penampakan rumah berantakan di media sosial?
Mungkin ada yang pernah, demi konten tertentu, misalnya konten horor atau kampanye minta bantuan sosial. Selebihnya, nyaris mustahil.
"We show what's best".
Pemikiran semacam ini juga tidak muncul serta-merta. Misalnya, dari pengalaman saya menjadi bagian dari organisasi atau suatu pekerjaan, yang kemudian memperlihatkan bagaimana perbedaan di luar dan di dalam tempat itu.
Hal ini juga yang kemudian menjadi modal saya dalam menganalisis tempat saya. Sejauh ini, saya masih merasa aman. Itu artinya, masih positif.
Jika sudah demikian, maka tidak mungkin saya memilih pergi atau melawan. Saya justru ingin mengikuti aturan mainnya.
Sejauh itu tidak merusak karakter saya, dan malah membantu membangunkan kemampuan saya, maka itu akan saya arungi. Bagaimana dengan timbal-baliknya?
Namun, agar saya tidak pusing kepanjangan dan sakit hati, maka saya mencoba membandingkan apa yang saya lakukan dengan orang lain.