Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Inter Milan Ditahan Lazio, Apa yang Kurang, Conte?

5 Oktober 2020   09:55 Diperbarui: 5 Oktober 2020   09:59 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terkadang, Candreva sedikit egois atau tidak tahu keputusan yang tepat. Bisa saja karena faktor latar belakangnya yang sebenarnya winger, alih-alih full back. Tetapi, Conte lebih gemar memasangnya sebagai full back atau sayap kanan (Side Midfielder).

Achraf Hakimi tampil gemilang saat Inter bentrok dengan Benevento. Gambar: AFP/GETTY IMAGES/FRANCESCO PECORARO via Kompas
Achraf Hakimi tampil gemilang saat Inter bentrok dengan Benevento. Gambar: AFP/GETTY IMAGES/FRANCESCO PECORARO via Kompas
Beda dengan Hakimi yang memang diproyeksikan sebagai full back. Ini yang membuatnya tidak egois dan sangat memanjakan rekannya di depan.

Meski demikian, Conte juga harus mencari-cari alternatif lain. Memang, Inter sedang dirumorkan dengan Darmian, tetapi jika Darmian diproyeksikan hanya sebagai "pengganti" sosok Candreva, itu kurang worth it.

Sebaiknya, Conte lebih fokus terhadap taktik daripada terus mencari pemain-pemain yang kadang terlihat sama dengan pemain yang ia buang. Ia harus berani mencoba taktik yang dapat dijalankan oleh pemain yang berbeda, misalnya dengan Eriksen.

Hal ini perlu dilakukan, agar lawan susah menebak apa yang ingin dimainkan Inter di laga tersebut. Karena, bisa saja lawan akan tahu bagaimana maksud Conte ketika hanya selalu mengandalkan Barella atau Sensi.

Lalu, jika kembali merujuk pada pertandingan Lazio vs Inter yang berakhir 1-1 itu, kita juga perlu melihat apa yang dilakukan Lazio. Rival sekota AS Roma itu terlihat berupaya merespon pra pertandingan--hasil laga sebelumnya Lazio maupun Inter--dan kedatangan Inter.

Diduga kuat, Lazio sangat ingin bangkit akibat dipermalukan Atalanta. Mereka ingin mencari penebusan. Itulah kenapa, mereka tidak gentar dengan Inter yang terlihat lebih mentereng kali ini.

Berdasarkan hal tersebut, maka Inter harus belajar dari laga ini. Mereka harus mewaspadai bagaimana lawan merespon pertandingan sebelumnya dan menganalisis kekuatan mereka.

Pemikiran ini tentu tanpa peduli dengan kejadian-kejadian non teknis seperti drama pelanggaran, gaibnya VAR, atau malah kontroversinya VAR, dan sebagainya. Khusus bagi Inter dan Conte, mereka harus tergugah dari hasil ini.

Mereka tidak harus mencari kekurangan berdasarkan pemain belaka, tetapi juga berdasarkan cara bermain. Siapa tahu di situlah kurangnya Inter.

Sedangkan bagi Lazio, mereka memang harus terus bermain dengan berdarah-darah. Itulah cara klub besar untuk dapat meraih hasil maksimal. Jangan mudah loyo dan bergantung pada Ciro Immobile belaka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun