Terkadang, Candreva sedikit egois atau tidak tahu keputusan yang tepat. Bisa saja karena faktor latar belakangnya yang sebenarnya winger, alih-alih full back. Tetapi, Conte lebih gemar memasangnya sebagai full back atau sayap kanan (Side Midfielder).
Meski demikian, Conte juga harus mencari-cari alternatif lain. Memang, Inter sedang dirumorkan dengan Darmian, tetapi jika Darmian diproyeksikan hanya sebagai "pengganti" sosok Candreva, itu kurang worth it.
Sebaiknya, Conte lebih fokus terhadap taktik daripada terus mencari pemain-pemain yang kadang terlihat sama dengan pemain yang ia buang. Ia harus berani mencoba taktik yang dapat dijalankan oleh pemain yang berbeda, misalnya dengan Eriksen.
Hal ini perlu dilakukan, agar lawan susah menebak apa yang ingin dimainkan Inter di laga tersebut. Karena, bisa saja lawan akan tahu bagaimana maksud Conte ketika hanya selalu mengandalkan Barella atau Sensi.
Lalu, jika kembali merujuk pada pertandingan Lazio vs Inter yang berakhir 1-1 itu, kita juga perlu melihat apa yang dilakukan Lazio. Rival sekota AS Roma itu terlihat berupaya merespon pra pertandingan--hasil laga sebelumnya Lazio maupun Inter--dan kedatangan Inter.
Diduga kuat, Lazio sangat ingin bangkit akibat dipermalukan Atalanta. Mereka ingin mencari penebusan. Itulah kenapa, mereka tidak gentar dengan Inter yang terlihat lebih mentereng kali ini.
Berdasarkan hal tersebut, maka Inter harus belajar dari laga ini. Mereka harus mewaspadai bagaimana lawan merespon pertandingan sebelumnya dan menganalisis kekuatan mereka.
Pemikiran ini tentu tanpa peduli dengan kejadian-kejadian non teknis seperti drama pelanggaran, gaibnya VAR, atau malah kontroversinya VAR, dan sebagainya. Khusus bagi Inter dan Conte, mereka harus tergugah dari hasil ini.
Mereka tidak harus mencari kekurangan berdasarkan pemain belaka, tetapi juga berdasarkan cara bermain. Siapa tahu di situlah kurangnya Inter.
Sedangkan bagi Lazio, mereka memang harus terus bermain dengan berdarah-darah. Itulah cara klub besar untuk dapat meraih hasil maksimal. Jangan mudah loyo dan bergantung pada Ciro Immobile belaka.