Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Inter Milan Ditahan Lazio, Apa yang Kurang, Conte?

5 Oktober 2020   09:55 Diperbarui: 5 Oktober 2020   09:59 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Statistik Lazio vs Inter (4/10). Gambar: diolah dari Google/LazioInter

Namun, di laga besar ini, ternyata keduanya bermain cukup berimbang. Meski Inter terlihat lebih bagus dalam penguasaan bola, namun Lazio juga sangat agresif dalam menyerang.

Inter sebenarnya unggul lebih dulu lewat gol Lautaro Martinez. Gambar: AFP/Filippo Monteforte
Inter sebenarnya unggul lebih dulu lewat gol Lautaro Martinez. Gambar: AFP/Filippo Monteforte
Pertarungan di lini tengah cukup alot, terbukti ada kartu merah yang muncul di laga ini untuk kedua kubu. Namun, mereka terus terlibat dalam duel. Begitu pun dalam hal mengancam pertahanan masing-masing.

Berkaca pada hasil laga ini, Inter sepertinya masih belum bisa disebut siap bertarung untuk juara. Memang, musim baru berjalan di laga keempat atau ketiga--masing-masing klub berbeda. Namun, ini membuktikan bahwa pasukan Conte masih belum stabil.

Mereka masih seperti musim lalu yang banyak membuang peluang, kurang efektif, dan terkadang terlibat intrik-intrik yang belum tentu mereka kuasai. Bayang-bayang kekalahan di final Liga Eropa musim kemarin--karena kegagalan meredam emosi dalam diri skuad--terlihat lagi di laga ini.

Statistik Lazio vs Inter (4/10). Gambar: diolah dari Google/LazioInter
Statistik Lazio vs Inter (4/10). Gambar: diolah dari Google/LazioInter
Ditambah dengan adanya pemain seperti Vidal yang terkadang tidak fokus pada game plan, maka ini bisa menjadi bom waktu bagi Inter. Khususnya bagi taktik Conte.

Ia yang sangat mendambakan pemain yang bermain lugas seperti Vidal seharusnya berkaca pada keengganannya memainkan Radja Nainggolan atau Marcelo Brozovic. Memangnya, apa bedanya ketiga pemain itu?

Vidal bisa sedikit unggul karena ia juga bisa menjadi penyerang bayangan. Dia cukup produktif dalam urusan mencetak gol dibandingkan Brozovic atau Nainggolan.

Tetapi, peran seperti ini bisa saja diemban oleh Nicolo Barella, Stefano Sensi, atau Gagliardini. Sedangkan peran sebagai gelandang jangkar tetap dijalankan oleh Brozovic atau Nainggolan.

Artinya, Conte sebenarnya tidak banyak mengubah peran yang ia butuhkan. Ia hanya mengubah sosoknya. Ia berharap yang paling ideal, tetapi sebenarnya tidak berbeda jauh dengan yang sebelumnya.

Satu-satunya keputusan yang bagus dari Conte adalah merekrut Hakimi. Pemain itu memang lebih cepat dari Antonio Candreva, walau Candreva juga tak lambat.

Tetapi, Hakimi lebih muda*, lebih berprospek jangka panjang, dan ia masih mau mendahulukan rekannya untuk mencetak gol sebelum ia yang ambil sendiri. Poin terakhir itulah yang kadang disesalkan oleh (mungkin) penggemar Inter musim lalu ketika melihat Candreva.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun