Bedanya, ia memiliki visi khusus, yaitu menguasai kapal (sabotase) dan membuat kapal tersebut menjadi miliknya, bukan milik crew. Jika sudah demikian, maka persaingan sudah pasti akan terletup.
Jika ditarik ke contoh di luar permainan, misalnya, ada dua orang penulis yang memiliki misi yang sama, yaitu menjadi penulis besar. Hanya, yang membedakan adalah visinya.
Keduanya memiliki visi yang abstrak, karena sulit diukur dengan kepastian. Minat itu selalu berkaitan dengan mood dan feelings.
Jika sedang berdampak bagus dalam penulisan maka ia akan terus menulis dan dapat menghasilkan kualitas. Tetapi, jika sedang tidak berdampak bagus, maka sudah pasti intensitasnya juga menurun. Kualitas pun bisa saja menurun.
Hal ini juga terjadi pada orang 2 yang sangat money oriented. Siapa sih yang bisa mengukur batas kekayaan orang? Meski dapat dihitung, tetapi takarannya pasti berbeda jika dikaitkan dengan kebutuhan dan keinginan.
Dampaknya, jika orang 2 gagal memenuhi kebutuhan dan keinginannya lewat hasil menulis, apakah ia akan terus menulis?
Namun, dua visi yang berbeda ini bisa menjadi pendorong untuk menjalankan misi tersebut. Menjadi penulis besar dengan berangkat dari minat itu tidak sepenuhnya mustahil. Bahkan, peluangnya sangat besar.
Begitu pun ketika menjadi penulis besar dengan berharap dapat meraih pundi-pundi royalti, maka itu juga dapat dilakukan. Dan si orang 2 ini bisa saja bertemu di media yang sama dengan si orang 1.
Soal kualitas, kita tak perlu membicarakannya. Tetapi. soal persaingan, itu pasti ada. Akhirnya, dengan perbedaan visi itu akan membuat persaingan menjadi menarik.