Sebenarnya ini sudah dilakukan Arsenal. Terbukti, mereka mampu unggul terlebih dahulu. Namun, mereka seolah lupa, bahwa yang dihadapi adalah tim yang sedang berupaya menghindari zona degradasi.
Itulah yang terlihat berbahaya dari Brighton. Mereka yang memang cenderung bukan tim kuat, justru akan sangat merepotkan ketika sadar terhadap bahaya degradasi. Mereka tentu ingin bangkit dari ketertinggalan sekaligus membuat Arsenal merana untuk kedua kalinya.
Brighton sungguh menjadi mimpi buruk secara maraton bagi Arsenal. Faktor posisi di klasemen juga membuat Brighton menjadi alasan kedua Arsenal harus kesulitan mengarungi kembalinya Premier League.
Namun, dua alasan ini tidak membuat kerja sama Arsenal dengan Arteta akan hancur. Karena, secara permainan Arsenal tidak sepenuhnya buruk. Mereka lebih bermasalah tentang tekanan.
Mereka terlihat sulit untuk kembali ke bentuk permainan sebelumnya yang sangat berintensitas tinggi dan seolah tak gentar dengan nama besar lawan ataupun tekanan dari statistik sebelumnya. Arteta harus memperbaiki bagian ini, karena untuk urusan teknis, sepertinya Arsenal tidak sangat buruk.
Meski demikian, ada permasalahan besar yang perlu dikonfirmasi kejelasannya, yaitu kabar kondisi Bernd Leno. Kiper asal Jerman itu harus cedera dan ditarik keluar sebelum babak pertama sepenuhnya selesai di laga melawan Brighton.
Memang, masih ada Emiliano Martinez yang tidak kalah bagus dari Leno. Namun faktor jadwal padat dan masih adanya kompetisi Piala FA akan membuat Arteta gamang terhadap stok kiper.
Piala FA memang sudah menjadi jatah untuk Martinez. Namun jika Premier League juga dilakoni oleh Martinez, maka ini menjadi jadwal padat baginya.
Di satu sisi ini sangat bagus, karena menjadi ajang pembuktian. Namun di sisi lain, secara stamina dan strategi, Arteta menjadi terbatas untuk mengeksplorasi perencanaan-perencanaan yang dia inginkan.
Ini membuat Arsenal terlihat semakin diselimuti kabut tebal saat musim sedang berlanjut. Ketika klub-klub lain sedang menikmati masa restart sebagai masa pembuktian hasil recharge selama 3 bulan. Arsenal justru harus pontang-panting kembali seperti saat Arteta baru datang. Duh!