Namun, karena secara pribadi belum bisa menulis tentang politik, maka tidak ada contoh dari penulis tentang apa tulisan yang menghibur namun tidak pada konteks sebenarnya. Hal ini juga berlaku pada konteks yang sebenarnya, yaitu humor.
Jujur saja, menulis di genre humor sangatlah sulit. Itulah yang membuat rating Menghibur sulit digunakan. Bahkan, akhirnya level humor itu bisa menjadi berbeda, dan yang diklik bukan Menghibur, melainkan rating Menarik.
Tulisan yang sudah dianggap menarik pasti bagus. Meski di sisi lain penulis menemukan adanya anggapan bahwa rating Menarik adalah untuk skip atau sekadar memberikan rating tanpa komentar.
Ini juga sempat menjadi topik hangat di kalangan Kners. Namun, karena perjanjian sebelumnya, tulisan itu tidak bisa menjadi pajangan di dinding tulisan ini. Sayang sekali.
Apa yang kita lihat pada rating tersebut sudah bisa menjelaskan betapa fleksibelnya penggambaran terkait tulisan yang ada pada Kompasiana. Ini juga berlaku terhadap eksistensi tulisan yang mendapatkan sematan.
Ada yang bagi pembacanya secara lugu mengatakan bahwa tulisan itu pasti Headline. Namun nyatanya tulisan yang telah "disumpahi" itu tidak berubah menjadi pajangan utama di beranda si rumah biru.
Artinya, apa yang kita nilai demikian belum tentu sesuai dengan apa yang diketahui oleh admin Kompasiana. Apakah mereka salah? Tidak ada yang salah.
Karena apa yang tampak memang mudah dinilai, namun belum tentu dapat mencapai sesuatu yang pasti. Logika sederhananya begini, jika dalam satu rumah ada 2 orang anak, apakah orang tuanya dapat menunjuk siapa yang menjadi terbaik?
Keputusan itu tidak perlu dipermasalahkan, karena nantinya si bungsu juga akan dapat membantu sang ayah. Atau malah menggantikan tugasnya melindungi rumah ketika si sulung dan ayah merantau atau bekerja.
Tulisan di Kompasiana yang sebanyak itu juga akan demikian. Karena semua pasti ada saat untuk duduk saja, berdiri, dan kembali duduk.