Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Penulis Juga Ada "Up and Down" dan Terserah

21 Mei 2020   21:09 Diperbarui: 23 Mei 2020   07:31 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis perlu menunggu giliran yang sesuai kemampuannya saat itu. Gambar: Shutterstock via Dream.co.id

Namun, karena secara pribadi belum bisa menulis tentang politik, maka tidak ada contoh dari penulis tentang apa tulisan yang menghibur namun tidak pada konteks sebenarnya. Hal ini juga berlaku pada konteks yang sebenarnya, yaitu humor.

Jujur saja, menulis di genre humor sangatlah sulit. Itulah yang membuat rating Menghibur sulit digunakan. Bahkan, akhirnya level humor itu bisa menjadi berbeda, dan yang diklik bukan Menghibur, melainkan rating Menarik.

Tulisan yang sudah dianggap menarik pasti bagus. Meski di sisi lain penulis menemukan adanya anggapan bahwa rating Menarik adalah untuk skip atau sekadar memberikan rating tanpa komentar.

Ini juga sempat menjadi topik hangat di kalangan Kners. Namun, karena perjanjian sebelumnya, tulisan itu tidak bisa menjadi pajangan di dinding tulisan ini. Sayang sekali.

Apa yang kita lihat pada rating tersebut sudah bisa menjelaskan betapa fleksibelnya penggambaran terkait tulisan yang ada pada Kompasiana. Ini juga berlaku terhadap eksistensi tulisan yang mendapatkan sematan.

Ada yang bagi pembacanya secara lugu mengatakan bahwa tulisan itu pasti Headline. Namun nyatanya tulisan yang telah "disumpahi" itu tidak berubah menjadi pajangan utama di beranda si rumah biru.

Artinya, apa yang kita nilai demikian belum tentu sesuai dengan apa yang diketahui oleh admin Kompasiana. Apakah mereka salah? Tidak ada yang salah.

Karena apa yang tampak memang mudah dinilai, namun belum tentu dapat mencapai sesuatu yang pasti. Logika sederhananya begini, jika dalam satu rumah ada 2 orang anak, apakah orang tuanya dapat menunjuk siapa yang menjadi terbaik?

Penulis perlu menunggu giliran yang sesuai kemampuannya saat itu. Gambar: Shutterstock via Dream.co.id
Penulis perlu menunggu giliran yang sesuai kemampuannya saat itu. Gambar: Shutterstock via Dream.co.id
Memang akan ada, tapi biasanya secara bergilir. Si sulung biasanya akan disuruh berdiri dulu dan membantu sang ayah, sedangkan si bungsu bisa membantu ibu atau malah hanya menjadi penonton.

Keputusan itu tidak perlu dipermasalahkan, karena nantinya si bungsu juga akan dapat membantu sang ayah. Atau malah menggantikan tugasnya melindungi rumah ketika si sulung dan ayah merantau atau bekerja.

Tulisan di Kompasiana yang sebanyak itu juga akan demikian. Karena semua pasti ada saat untuk duduk saja, berdiri, dan kembali duduk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun