Baca artikel lainnya: Coba Tengok Mereka yang Tidak WFH
Hal ini yang sebenarnya mendasari keputusan para selebriti hingga stasiun-stasiun tv yang program acaranya seharusnya menghadirkan penonton langsung di studio.Â
Seperti acara-acara talkshow dan kontes musik. Namun, demi kepatuhan terhadap social distancing dan physical distancing, mereka menerapkannya sedemikian rupa.
Jika di lapisan atas kita sudah bisa melihat penerapan yang tepat, bagaimana dengan di lapisan bawah?
Pertanyaan ini tentu sangat dilema untuk dijawab, karena sebenarnya sudah banyak orang yang berjuang untuk sungguh menerapkan social distancing hingga physical distancing. Namun, yang menjadi ironi adalah di antara kita juga masih ada yang melanggar hal itu. Seperti yang terjadi pada berita tersebut.
Penulis sangat menyayangkan hal itu terjadi, karena membuat apa yang dilakukan para selebriti dan stasiun tv seolah menjadi sia-sia. Mereka padahal sudah bekorban untuk menyulap sepinya studio menjadi tetap meriah demi penonton di rumah tetap terhibur.Â
Namun, di luar itu kita masih melihat masyarakat tidak membalasnya dengan cara yang sama.
Khusus untuk masyarakat penggemar, seharusnya mereka menyadari bahwa social distancing hingga physical distancing bukanlah lelucon, apalagi sarana untuk kepentingan politis dan panjat sosial.Â
Tetapi, apakah mereka melakukan pelanggaran itu karena melihat para selebriti di layar kaca masih berinteraksi, dan menganggap hal itu juga bisa ditiru?
Sangat perlu diketahui, bahwa mereka yang melakukan itu juga harus dalam pengawasan serta prosedur keselamatan. Terbukti, persediaan hand sanitizer hingga penyemprotan disinfektan juga dilakukan pada studio dan wardrobe agar para selebriti itu aman sebelum beraksi. Lalu, bagaimana dengan kita?
Melihat cairan disinfektan dan APD saja tak begitu tersedia di pasaran, maka bisa saja banyak orang di sekitar kita minim "senjata" untuk mencegah penularan virus corona tersebut.Â