Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Kosasih Day" dan Perjalanan Membaca Kembali Komik Karya Anak Bangsa

3 April 2020   07:25 Diperbarui: 4 April 2020   16:53 2246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
RA Kosasih disebut sebagai Bapak Komik Indonesia. | Gambar: Indozone.id

Hal ini juga diperparah dengan orientasi bacaan penulis yang semakin minim terhadap karya fiksi kecuali novel. Itu pun masih sangat jarang jika dibandingkan beberapa tahun terakhir. Ini yang membuat pengetahuan penulis tentang pertumbuhan, alih-alih perkembangan dunia perkomikan di Indonesia sangat dangkal.

Akhirnya, penulis mulai kembali mengenal perkomikan di saat memasuki masa akhir kuliah. Faktor stress mendorong penulis mencari hiburan dan bertemulah dengan sebuah platform komik digital.

Sebenarnya sebelum itu, penulis sudah tahu jika ada platform komik digital, namun dari luar negeri. Pembaca pasti sudah bisa menebaknya. Sedangkan ini adalah buatan lokal, yang awalnya juga sempat tidak disadari asalnya.

Tampilan beranda sebuah komik digital buatan Indonesia. | Gambar: Ciayo.com
Tampilan beranda sebuah komik digital buatan Indonesia. | Gambar: Ciayo.com
Alasan mengunduhnya juga hanya karena faktor ukuran aplikasi yang tidak besar, jika dibandingkan dengan platform lain. Ini membuat penulis rela memasangnya di ponsel dan mulai mencari bacaan komik yang sesuai selera. Genre horor, misteri, dan laga/aksi dipilih.

Saat itu jumlah judul yang beredar juga belum banyak jika dibandingkan saat ini. Namun, kebanggaan sudah mulai mengembang di situ, karena "ternyata orang Indonesia juga bisa bikin komik, ya?"

Itulah yang membuat penulis semakin mengapresiasi para komikus hingga dapat mengenali beberapa komikus dari platform tersebut. Bak gayung bersambut, mereka juga sangat low profile dan mampu mendekat ke para pembaca yang ingin kenal lebih jauh, khususnya mengetahui proses kreatifnya.

Awalnya, penulis seperti pembaca komik lainnya yang sangat menuntut dan sok kritis. Karena, melihat banyak komik-komik yang sebenarnya bagus namun tidak disajikan dengan maksimal. Atau, juga karena faktor update pada beberapa judul yang sebenarnya bagus justru berhenti di tengah jalan dan tak ada kabarnya lagi.

Namun, karena (anggap saja) mulai dekat dengan lingkup perindustrian komik tersebut, penulis mulai tahu bagaimana proses kreatifnya, dan tentunya membuat penulis angkat topi kepada mereka.

Di balik awal mula underestimate dari masyarakat, ternyata mereka mampu membuktikan bahwa karya-karya mereka juga (sebenarnya) dapat berbicara banyak.

Salah satu karya menarik dari genre horor-komedi. | Gambar: Ciayo.com
Salah satu karya menarik dari genre horor-komedi. | Gambar: Ciayo.com
Minimal, target pertama dan utamanya terpenuhi, yaitu menghibur. Jujur saja, sesuai dengan apa yang disebut sebelumnya, bahwa penulis bisa mengenal komik lagi dan apalagi buatan orang Indonesia adalah karena butuh hiburan. Kualitas adalah bonus, jika beruntung menemukannya.

Dewasa ini, media hiburan memang semakin banyak, namun tidak semuanya dapat dinikmati begitu saja. Begitu pula ketika ada komik, khususnya yang digital. Keberadaannya akan memberikan variasi hiburan kepada masyarakat yang dewasa ini diprediksi semakin tinggi tingkat stress-nya, dan mereka tentu perlu adanya variasi hiburan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun