Sebagai bonus pada ulasan ini, penulis juga ingin berpartisipasi--walau di media yang berbeda--dengan memberikan 3 judul komik digital (sesuai tema "Top 3 Webtoon Indonesia Terfavorit") yang bisa menjadi referensi maupun berdasarkan favorit secara pribadi.
Lingkup kisahnya berada di sekolah, sehingga dapat pula direkomendasikan ke pembaca yang masih remaja. Soal kualitas, baik visual dan cerita, komik tersebut tidak terlalu kalah dengan "Detective Conan".
Bagi masyarakat yang hanya berkutat di satu daerah saja, perlu mengenal kebudayaan lain melalui komik ini, walau secara genre bisa saja perlu adaptasi.
Faktor genre juga membuat komik ini lebih baik dibaca oleh kelompok dewasa. Karena horor di sini sangat kental atau bisa saja disebut murni horor. Sehingga, bagi yang penakut, sebaiknya tidak membacanya.
Termasuk bagi yang konservatif, maupun yang "terpesona" hanya oleh visualnya, maka Anda harus angkat kaki sebelum mengkritik komik ini yang nantinya dianggap terlalu vulgar. Karena, itu adalah risiko Anda sebagai pembaca yang seharusnya menyaring sendiri atau memilah mana yang cocok bagi diri sendiri.
Sedangkan unsur horornya adalah karena komik ini juga mengangkat unsur-unsur kearifan lokal yang seringkali berkaitan dengan hal mistis. Salah satunya adalah pesugihan. Wah, ada yang pernah terjebak dengan praktik ini?
Nah, berhubung artikel ini sudah sangat panjang, maka sekian saja ulasan tentang perkomikan di Indonesia yang kali ini sedang berada di momen perayaan KOSASIH DAY. Semoga semakin jaya, komik Indonesia!
Malang, 3-4-2020
Deddy Husein S.