Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Hari Perempuan Internasional, Ada Sian Massey di Laga Arsenal Vs West Ham United

8 Maret 2020   07:35 Diperbarui: 8 Maret 2020   08:55 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arteta ikuti jejak Lampard yang sukses mengalahkan eks pelatihnya. | Reuters.com

Arteta ikuti jejak Lampard yang sukses mengalahkan eks pelatihnya. | Reuters.com
Arteta ikuti jejak Lampard yang sukses mengalahkan eks pelatihnya. | Reuters.com
Masuknya Bellerin terlihat cukup mampu menahan agresivitas serangan West Ham United, meski peluang-peluang si tamu semakin meneror gawang Bernd Leno. 

Beruntung bagi Arsenal di laga ini lini belakangnya nyaris minim kesalahan, karena Pablo Mari, David Luiz, dan Sokratis Papastathopoulos saling bahu-membahu hingga jatuh-bangun demi hasil 3 poin dan cleansheet.

David Moyes berikan applause kepada suporter. | Reuters.com
David Moyes berikan applause kepada suporter. | Reuters.com
Sebuah perjuangan yang patut diapresiasi termasuk bagi West Ham United yang sebenarnya tidak bermain buruk. Memang mereka cenderung bertahan, namun strategi itu sebenarnya cukup mampu meredam daya dobrak Arsenal.

Aubameyang terus beroperasi di laga ini. | Reuters.com
Aubameyang terus beroperasi di laga ini. | Reuters.com
Hal ini dikarenakan pola menyerang Arsenal selalu dimulai dari sisi kiri dengan kolaborasi antara Bukayo Saka dan Pierre-Emerick Aubameyang. Digantikannya Pepe yang menghuni sisi kanan Arsenal dengan Reiss Nelson juga tidak mengubah banyak perubahan selain membuat sisi kanan semakin sulit ditembus para pemain West Ham, karena harus beradu lari dengan banyak pemain cepat (Nelson dan Bellerin).

Seandainya Premier League musim ini belum menerapkan VAR tentu gol Lacazette tersebut bisa saja dianulir, dan Arsenal harus puas berbagi angka sekaligus membuat langkah mereka untuk merangkak tersendat lagi. Sedangkan bagi West Ham itu adalah hasil adil, karena mereka sudah mampu bertahan dengan baik dan tidak minim peluang di kotak penalti lawan.

Selain itu, tanpa adanya VAR juga akan membuat sang AW 2 mendapatkan sorotan dan tentunya kritikan, karena dianggap kurang cermat dalam mengambil keputusan. Namun, dengan kembali terlihatnya AW 2 perempuan di laga yang bisa dikatakan sengit---karena derbi---kita menjadi bangga untuk menunjukkan bahwa sepak bola memang sudah mengakui peran perempuan.

Mereka tak lagi "hanya" menjadi penonton, WAG's, reporter, dan pesepakbola, namun juga dapat menjadi asisten wasit hingga wasit utama. Salah satunya tentu Sian Massey yang dipercaya mendampingi salah seorang wasit senior di Premier League, Martin Atkinson.

Sian Louise Massey-Ellis semakin dipercaya menjadi official pertandingan di Premier League. | KOMPAS.com/AFP
Sian Louise Massey-Ellis semakin dipercaya menjadi official pertandingan di Premier League. | KOMPAS.com/AFP
Perempuan asal Coventry itu diketahui menjadi wasit di sepak bola perempuan dan menjadi asisten wasit atau hakim garis di sepak bola pria. Ini membuktikan bahwa jam terbangnya sudah tinggi dan sangat pantas tetap berada di sana.

Bahkan, dirinya sudah eksis di Premier League sejak 2017 ketika terdapat laga antara klub London lainnya, Chelsea vs Southampton. Eksistensinya di sepak bola Inggris semakin kuat ketika di gelaran Community Shield di awal musim 2019/20 juga terdapat dirinya yang kembali menjadi hakim garis.

Dia juga kemudian dipercaya menjadi hakim garis di pertandingan Liga Eropa (pria) antara PSV Eindhoven vs LASK Linz di musim yang sama. Artinya, kini nama Sian Massey-Ellis semakin familiar di penikmat sepak bola dan akan selalu dinantikan kiprahnya baik di Premier League maupun Eropa.

Soal apakah dirinya melakukan kesalahan atau tidak, semua figur pengadil di lapangan pasti pernah melakukan kesalahan termasuk si wasit senior Martin Atkinson. Bahkan, wasit-wasit yang memimpin pertandingan di level Liga Champions (pria) pun dapat membuat kesalahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun