Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Menyayangi Hewan Tertentu Biasanya Menggambarkan Karakter Kita

5 Maret 2020   16:15 Diperbarui: 6 Maret 2020   01:40 1224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memelihara hewan dapat menggambarkan karakter pemiliknya| Sumber: Shutterstock

Selain kisah kita yang sering menjadi topik hangat di media massa maupun media sosial, kehidupan hewan juga menjadi sorotan. Dari kabar menyenangkan, mengharukan, menginspirasi, juga sampai kabar-kabar menyedihkan.

Bahkan, ketika dunia menyorot fenomena degradasi kesehatan kita secara global karena virus corona, kita juga otomatis menyoroti kehidupan hewan. Dari pendugaan apakah mereka adalah titik utama penyebabnya, penyalur virus, hingga mencari tahu kabar mereka dan lainnya.

Pemikiran-pemikiran itu akan semakin kompleks jika dimiliki oleh orang-orang di antara kita yang hidup bersama hewan peliharaan. Maklum, seperti hidup bersama sesama manusia, kita yang terlanjur memiliki hewan peliharaan biasanya sudah menganggap mereka seperti kita, yaitu menjadi bagian penting dari kehidupan.

Berhubung sudah banyak kisah-kisah menarik yang kita bagikan tentang mereka, maka kali ini pembahasannya adalah tentang kita. Ya, bagaimana jika kepemilikan hewan peliharaan tersebut dikaitkan dengan karakter kita?

Memang, tulisan ini tidak menjamin akurasi tinggi terhadap karakter masing-masing di antara kita. Namun, biasanya cukup related terhadap bukti bahwa kita yang memiliki banyak aktivitas dan interaksi dengan sesama akan memiliki sisi lain atau juga keistimewaan tersendiri ketika bersinggungan dengan hewan maupun hewan peliharaan.

Mari dimulai dari hewan peliharaan yang paling sering ada di lingkungan kita, kucing!

Kucing biasanya dipelihara untuk teman bermain anak-anak. | Gambar: CNNIndonesia.com
Kucing biasanya dipelihara untuk teman bermain anak-anak. | Gambar: CNNIndonesia.com
Kucing memang sama seperti anjing, yang mana sering menjadi hewan peliharaan setiap keluarga. Namun, kucing terlihat lebih banyak jumlahnya dan secara liar juga tidak terhitung lagi jumlahnya.

Berbeda dengan anjing yang lebih banyak hidup sebagai hewan peliharaan maupun "penangkaran", seperti anjing-anjing di kepolisian contohnya. Namun, situasi ini bisa berbeda di antara masing-masing negara dan wilayah dari setiap negara tersebut.

Lalu, apa saja yang dapat menggambarkan karakter kita ketika memelihara kucing?

Pertama, si pemilik biasanya memiliki karakter hangat. Nyaris di semua kategori pemelihara hewan biasanya memiliki karakter ini.

Namun, ada yang membedakan antara pemelihara kucing dengan yang lain, yaitu karakter lucu. Karakter lucu menjadi "other side" dari pemelihara maupun penyuka kucing, dan ini menjadi karakter kedua.

Karakter ketiga adalah sifat kekanakan. Memang, tidak begitu besar dibandingkan sikap alami anak-anak pada usianya, namun kekanakan disini sudah mulai menjadi sifat. Hal ini bisa saja dikarenakan secara fisik (wajah), kucing-kucing memiliki bentuk lucu dan menggemaskan.

Ilustrasi bercengkrama dengan kucing peliharaan. | Gambar: Popbela.com/IG/margaretha_grasso
Ilustrasi bercengkrama dengan kucing peliharaan. | Gambar: Popbela.com/IG/margaretha_grasso
Ditambah dengan tingkah mereka yang lebih atraktif dan manja dibandingkan hewan peliharaan lainnya. Ini yang membuat secara tanpa sadar, kita yang memelihara kucing juga akan menyamai karakter mereka agar dapat bermain bersama.

Karakter ini sebenarnya hasil dari pengembangan karakter kedua yang biasanya memang perlu diwujudkan, meski biasanya hanya saat bertemu dengan kucing. 

Jadi, jangan harap Anda melihat teman Anda yang menyukai kucing juga bertingkah lucu dan kekanakan---seperti saat "bercengkrama" dengan kucing---ketika di hadapan Anda atau sesama.

Karakter keempat adalah peduli. Sama seperti karakter pertama, para pemelihara hewan apapun jenisnya pasti memiliki karakter ini. 

Namun yang membedakan adalah sifat kepeduliannya lebih cenderung ingin melindungi dibandingkan saling melindungi. Artinya, kita yang suka kucing tidak membutuhkan feedback, karena kita biasanya sudah tahu bahwa kucing tidak secerdas anjing maupun hewan lainnya.

Melihat kucing kita bisa menghapal tempat ideal untuk buang kotoran saja sudah senang, bukan?

Kini kita berlanjut ke hewan populer kedua, yaitu anjing. Sebenarnya kurang lebih karakter pemilik dan penyuka anjing 11-12 dengan pemilik dan penyuka kucing. Namun, ada sedikit perbedaan.

Anjing menjadi peliharaan tepat bagi mereka yang menyukai teman berjalan dan berolahraga. | Gambar: Thelittlefriend.com
Anjing menjadi peliharaan tepat bagi mereka yang menyukai teman berjalan dan berolahraga. | Gambar: Thelittlefriend.com
Pertama, penyuka anjing memiliki karakter kuat, atau lebih tepatnya tegas dibandingkan slengean. Jika Anda merasa tidak memiliki karakter itu, disarankan tak memiliki hewan peliharaan anjing, ya! Mengapa?

Karena, anjing memiliki karakter dasar protektif. Jika Anda tidak berkarakter tegas, maka anjing itu akan sulit untuk Anda didik. Jika demikian, maka dia akan merasa lebih kuat dibandingkan Anda, dan dia ingin selalu dapat mengikuti Anda setiap saat. Tentu kita tidak ingin membiarkan hal ini terjadi, bukan?

Kecuali jika Anda menginginkan adanya feedback. Artinya, Anda juga mengharapkan bahwa anjing Anda juga harus dapat memberikan kepedulian berupa perlindungan. Karakter ini juga ada di sebagian pemilik anjing. Mereka terkadang membutuhkan proteksi dari anjing.

Namun, biasanya kebutuhan itu didasari oleh didikan dan ketegasan, bukan karena pengharapan ingin dilindungi saja. Inilah yang kemudian membedakan antara output kepedulian yang dimiliki oleh para pemilik anjing dengan para pemilik kucing.

Karakter kedua sudah disebut pasca penjelasan karakter pertama di atas, maka kini kita melihat karakter ketiga, yaitu keberanian. Memiliki hewan peliharaan yang lebih cerewet dan suaranya lebih lantang, biasanya butuh keberanian secara psikologis.

Tujuannya agar kita tidak didikte oleh mereka yang biasanya memiliki kebutuhan hidup yang lebih besar dan rumit dibandingkan hewan peliharaan lainnya, seperti kucing. Ditambah jika secara fisik, anjing yang dipelihara bertubuh besar dan berwajah sangar, maka kita juga perlu keberanian dalam mengayomi mereka.

Karakter keempat adalah cerdas. Jika hewan yang kita pelihara memiliki insting yang cukup luar biasa, maka kita juga harus cerdas. Kita tidak bisa hanya mengandalkan power atau naluri sebagai makhluk yang lebih sempurna dibandingkan mereka.

Kita juga harus mampu mengelola titipan kecerdasan tersebut untuk dapat kita bagikan ke mereka. Ketika kita cerdas dalam hal mendidik dan mengayomi, maka kita sudah dapat memelihara anjing yang nantinya juga pasti cerdas.

Jika sudah demikian, maka tinggal satu karakter terakhir yang dapat menunjang kelebihan kita saat menjadi pemilik dan penyuka anjing, yaitu setia. Jika hewan yang kita pelihara menjadi simbol kesetiaan, maka secara naluri kita juga akan (dituntut) sedemikian rupa.

Ilustrasi setia. | Gambar: Radarriaunet.com
Ilustrasi setia. | Gambar: Radarriaunet.com
Menyukai orang dengan pandangan pertama memang sering terjadi, dan biasanya lumrah. Namun, tetap setia dengan orang yang kita sayangi biasanya perlu perjuangan yang besar.

Inilah yang akan tergambarkan cukup jelas ketika di antara kita cenderung menyukai anjing daripada kucing. Karena, dalam perjalanan hidup bersama anjing kita akan dituntut untuk saling melindungi, saling mengasihi, dan lainnya. Ini juga akan tercerminkan ketika orang itu juga memperlakukan sesama.

Biasanya orang-orang itu akan setia, meski tahu bahwa kehidupan pasti ada kedatangan dan kepergian. Hal ini lebih banyak digambarkan oleh pemilik anjing daripada pemilik kucing. Meski, tidak sedikit pula orang-orang penyuka kucing adalah orang-orang yang setia, bukan?

Setelah mulai (sedikit) mewek-mewek dengan karakter penyuka anjing, kita langsung beralih saja ke hewan selanjutnya, yaitu burung. Apapun jenis burungnya, ada beberapa karakter dasar yang melingkupi kehidupan para pecinta burung.

Lovebird sering dipelihara dewasa ini. | Gambar: Burungnya.com
Lovebird sering dipelihara dewasa ini. | Gambar: Burungnya.com
Pertama, kepekaan. Sebenarnya karakter ini dimiliki oleh semua penyuka hewan, namun tingkatannya kali ini sedikit berbeda. Karena, burung biasanya tidak memiliki kedekatan seperti kucing apalagi anjing kepada pemiliknya.

Jarang sekali kita melihat pemilik burung peliharaan sedang mengelus-elus burung peliharaannya, kecuali jika burung itu berukuran cukup besar, seperti Kakatua dan Elang. 

Hal ini yang membuat pemilik burung harus memiliki kepekaan yang sedikit berbeda walau tidak bisa dikatakan lebih baik dibandingkan pemelihara kucing maupun anjing.

Biasanya penyuka burung lebih paham simbol-simbol perasaan yang tidak begitu jelas. Ini yang membuat mereka bisa dikatakan memiliki kepekaan yang baik. Jika ingin memiliki pasangan yang peka dengan kode-kode, bisa tuh mencari yang penyuka burung. Hehehe.

Karakter kedua adalah mandiri. Biasanya penyuka burung cenderung ingin hidup mandiri sebelum memiliki sesuatu. Hal ini tak mengherankan jika kita melihat bahwa burung-burung yang dipelihara dewasa ini tidak mudah untuk didapatkan tanpa penebusan harga.

Hal ini berbeda dengan penyuka anjing, apalagi kucing. Karena kita dapat memiliki hewan peliharaan tersebut secara warisan, mengingat rentang hidup mereka biasanya lebih panjang dibandingkan burung.

Begitu pula secara reproduksi, mereka memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dibandingkan burung. Itulah yang membuat secara karakter, penyuka burung biasanya harus mandiri dan terbiasa dengan kesulitan dalam mewujudkan keinginannya.

Karakter ketiga yang bisa dikatakan istimewa adalah keriangan di balik ketenangan. Sebenarnya sama seperti penyuka kucing yang biasanya terlihat lucu dan kekanakan ketika berinteraksi dengan kucing. Namun, penyuka burung lebih dewasa walaupun menyukai keriangan.

Hal ini diperkuat dengan fakta kepemilikan burung masa kini yang didominasi oleh burung-burung "cerewet" seperti Lovebird. Mereka yang memiliki burung-burung tersebut akan cenderung suka keriangan, meski tidak harus mereka yang terlibat. Hm.., mulai sedikit mencurigakan, namun jangan berpikir aneh-aneh, ya!

Karakter terakhir adalah mengagungkan nilai/prestise. Hal ini bisa saja dikarenakan faktor mandiri. Kita yang sudah berpeluh dalam proses, pada akhirnya ingin menunjukkan hasil dan mengagungkan hal tersebut. Tidak sepenuhnya buruk, namun hal ini juga perlu kebijaksanaan, ya!

Hewan selanjutnya yang tak kalah sering dipelihara dan disukai adalah ikan. Iya, iwak. Tapi bukan iwak peyek, ya!

Ikan cupang biasanya banyak dipelihara selain spesies ikan lainnya. | Gambar: Zonaikan.com
Ikan cupang biasanya banyak dipelihara selain spesies ikan lainnya. | Gambar: Zonaikan.com
Menyukai ikan secara garis besar nyaris 11-12 dengan penyuka burung, namun mereka tidak menyukai keriangan. Justru sebaliknya, mereka menyukai ketenangan namun tetap hidup dan berwarna. Cenderung misterius, namun mereka sebenarnya tetap peduli dan peka, kok.

Biasanya yang menyukai ikan adalah orang-orang yang membutuhkan teman bicara namun tidak perlu dekat secara personal. Perihal yang dibicarakan pun biasanya hanya yang "sambil lalu" ketika tidak bersama orang yang dekat dan dipercaya.

Namun jika kita yang suka ikan itu sudah mengetahui adanya orang yang dapat dipercaya, maka kita akan mulai membicarakan hal-hal yang penting bagi kita. Meski terkadang teman bicara kita tidak sepenuhnya mengerti tentang apa yang dibicarakan. 

Setidaknya orang tersebut telah membantu si penyuka ikan untuk berbagi tentang apa yang selama ini hanya menjadi uneg-uneg.

Ragam reptil dan melata. | Gambar: Ekor9.com
Ragam reptil dan melata. | Gambar: Ekor9.com
Beralih ke penyuka hewan yang sebenarnya sulit dipelihara, yaitu hewan melata dan reptil. Entah ular, buaya, kadal, tokek, iguana, dan lainnya, mereka yang menyukai hewan-hewan tersebut biasanya memiliki karakter yang unik, alias out of the box.

Memang jika melihat hewan yang disukai saja sudah dapat menggambarkan hal tersebut. Namun, ada karakter-karakter dasar yang membuat penyuka hewan-hewan ini juga patut menjadi teman kita. Mengapa?

Pertama, karena orang yang menyukai hewan semacam itu adalah orang yang memiliki kepekaan tinggi. Bisa dikatakan lebih tinggi dibandingkan penyuka burung.

Hal ini didasari oleh keberanian mereka untuk mendekati apa yang tidak disukai orang lain. Tentu tidak sedikit kita menemukan orang-orang yang dianggap "berbeda" secara sosial, namun bagi penyuka reptil dan hewan melata, mereka juga sama saja dan patut diperlakukan "senormal" apa yang distandarkan oleh kacamata sosial.

Jadi jika Anda butuh guru BK atau pembimbing konseling, carilah orang-orang yang suka hewan-hewan liar ataupun hewan yang orang kebanyakan tidak suka. Merekalah pihak yang akan menemanimu dan memperlakukanmu seperti yang seharusnya.

Alasan kedua adalah perhatian. Sebenarnya ini menyambung faktor pertama, karena ini adalah perwujudan dari kepekaan. Orang yang menyukai hewan yang bagi kebanyakan orang adalah hewan berbahaya dan menyeramkan, justru merupakan orang yang perhatian dan bisa saja tergolong romantis. So sweet!

Alasan ketiga adalah kita pasti mandiri dan jujur, alias tidak lebay. Biasanya orang yang ingin dikenal orang lain cenderung mencari perhatian dan melebih-lebihkan banyak hal. Hal ini tidak berlaku bagi kita yang menyukai hewan seperti iguana, salamander, dan sejenisnya.

Kita yang menyukai hal-hal semacam itu cenderung apa-adanya. Jika memang buruk, tunjukkan saja. Jika ada baiknya juga tunjukkan saja sisi itu. Artinya, kita tidak perlu membuat orang lain berpikiran yang tidak semestinya ketika mereka tidak mengetahui yang sebenarnya. Wah, keren!

Ilustrasi hubungan manusia dan hewan yang memberikan gambaran karakter bagi si manusia. | Sumber: Popbela.com/IG/@margaretha_grasso
Ilustrasi hubungan manusia dan hewan yang memberikan gambaran karakter bagi si manusia. | Sumber: Popbela.com/IG/@margaretha_grasso
Sebenarnya masih banyak hewan yang kita sukai yang selaras dengan gambaran karakter kita. Bahkan, jika dibedah secara spesifik penyuka hewan jenis burung juga dapat dibedakan antara penyuka burung spesies A dengan spesies B. Begitu pula terhadap penyuka kucing spesies A dengan spesies B.

Ada ragam karakter diantara kita yang mendasari kesukaan kita terhadap hewan-hewan tersebut. Namun, yang terpenting adalah kita memiliki satu bonus besar ketika menyukai, memiliki, dan menyayangi hewan-hewan tersebut, yaitu adanya rasa kemanusiaan yang tinggi.

Jika hewan saja disayangi, dipelihara, dan "dimanusiakan", maka hal itu pasti akan selaras dengan sikap kita terhadap sesama. Mengakui orang lain sebagai sesama tanpa memandang latar belakang, meski itu sangat mempengaruhi pola interaksi kita.

Namun, karena kita memang memiliki karakter yang berbeda, maka cara paling ampuh untuk mengaburkan batas-batas itu adalah dengan saling memaklumi perbedaan. Apabila hal itu belum berhasil, bisa saja dikarenakan adanya satu hal yang mengganjal dalam diri kita.

Biasanya, kita cenderung hanya menyukai satu jenis hewan dan sulit menerima kehadiran hewan lain yang tidak kita kenali, maupun karena takut terhadap hewan tersebut. Jika masih demikian, maka cara kita untuk menerima dan memperlakukan sesama pun juga akan demikian.

Hm.., apakah berarti kesukaan kita terhadap hewan memberikan gambaran yang kompleks terhadap kehidupan kita?

Malang, 5 Maret 2020
Deddy Husein S.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun