Karakter ketiga adalah sifat kekanakan. Memang, tidak begitu besar dibandingkan sikap alami anak-anak pada usianya, namun kekanakan disini sudah mulai menjadi sifat. Hal ini bisa saja dikarenakan secara fisik (wajah), kucing-kucing memiliki bentuk lucu dan menggemaskan.
Karakter ini sebenarnya hasil dari pengembangan karakter kedua yang biasanya memang perlu diwujudkan, meski biasanya hanya saat bertemu dengan kucing.Â
Jadi, jangan harap Anda melihat teman Anda yang menyukai kucing juga bertingkah lucu dan kekanakan---seperti saat "bercengkrama" dengan kucing---ketika di hadapan Anda atau sesama.
Karakter keempat adalah peduli. Sama seperti karakter pertama, para pemelihara hewan apapun jenisnya pasti memiliki karakter ini.Â
Namun yang membedakan adalah sifat kepeduliannya lebih cenderung ingin melindungi dibandingkan saling melindungi. Artinya, kita yang suka kucing tidak membutuhkan feedback, karena kita biasanya sudah tahu bahwa kucing tidak secerdas anjing maupun hewan lainnya.
Melihat kucing kita bisa menghapal tempat ideal untuk buang kotoran saja sudah senang, bukan?
Kini kita berlanjut ke hewan populer kedua, yaitu anjing. Sebenarnya kurang lebih karakter pemilik dan penyuka anjing 11-12 dengan pemilik dan penyuka kucing. Namun, ada sedikit perbedaan.
Karena, anjing memiliki karakter dasar protektif. Jika Anda tidak berkarakter tegas, maka anjing itu akan sulit untuk Anda didik. Jika demikian, maka dia akan merasa lebih kuat dibandingkan Anda, dan dia ingin selalu dapat mengikuti Anda setiap saat. Tentu kita tidak ingin membiarkan hal ini terjadi, bukan?
Kecuali jika Anda menginginkan adanya feedback. Artinya, Anda juga mengharapkan bahwa anjing Anda juga harus dapat memberikan kepedulian berupa perlindungan. Karakter ini juga ada di sebagian pemilik anjing. Mereka terkadang membutuhkan proteksi dari anjing.