Termasuk dengan keberadaan beasiswa. Dari jenjang sekolah dasar hingga perguruan tinggi, Djarum Foundation memberikan peluang bagi generasi muda Indonesia untuk dapat meraih cita-citanya. Salah satunya melalui media olahraga.
Sudah banyak orang bahkan mengidentikkan perusahaan rokok tersebut dengan olahraga, yang salah satunya adalah bulutangkis. Tidak mengherankan, karena memang bulutangkis sampai sejauh ini masih menjadi cabang olahraga yang sangat mengharumkan nama Indonesia hingga ke tingkat dunia.
Jika sepakbola Indonesia hanya maju-mundur (tidak jelas), sedangkan bulutangkis Indonesia masih mampu menjaga asa untuk tetap dapat diperhitungkan di level dunia bersama China, Korea Selatan, Jepang, dan Malaysia.Â
Satu hal yang menjadi faktor terjadinya fakta ini adalah karena adanya keberlanjutan dukungan terhadap generasi atlet bulutangkis dari masa ke masa, dan itu dilakukan oleh PT. Djarum Indonesia dengan nama PB Djarum (selain PBSI yang tugasnya menaungi).
Bersama klub PB Djarum-nya, PT. Djarum juga menghadirkan (atau mendukung) turnamen bulu tangkis yang ditujukan ke anak-anak hingga remaja. Tujuannya adalah menumbuhkan bibit-bibit unggul yang nantinya juga tak hanya menjadi atlet nasional, namun juga dapat memperoleh jaminan pendidikan yang sesuai dengan harapan mereka.
Inilah yang patut diacungi jempol oleh masyarakat Indonesia terlepas dari apakah orang-orang yang mengapresiasi kinerja PT. Djarum adalah pecandu rokok atau bukan. Karena, di luar dari daya tarik rokok, kita dapat mengakui bahwa PT. Djarum memiliki tindakan yang nyata terhadap apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Yaitu, wadah dan apresiasi.
Wadah ini dapat berupa media penyalur bakat; olahraga, seni, dan bidang lainnya. Sedangkan, apresiasi ini dapat dilihat dengan adanya beasiswa dan dana terhadap anak/remaja untuk pendidikannya dan orang-orang pengkarya yang ingin mendapatkan support materi demi terealisasinya misi mencapai kualitas.
Apa yang dilakukan PT. Djarum, Djarum Foundation dan PB Djarum ini tidak hanya kemarin sore, melainkan sudah bertahun-tahun, sejak 2006. Namun, mengapa polemik antara PT. Djarum dan KPAI baru muncul saat ini?
Titik utamanya adalah karena adanya isu soal penggunaan kit (baju/seragam) yang bersponsor merk rokok pada anak. Dari problem tersebut, antara KPAI dan pihak Djarum mengalami perbedaan persepsi.
Di KPAI, persepsinya dapat ditebak jika mereka ingin "menyelamatkan" generasi muda Indonesia dari siklus regenerasi perokok. Hal ini kemudian diwujudkan dengan penolakan mereka terhadap kit yang berlogo sponsor. Alasannya, supaya anak-anak tersebut tidak menjadi media pemasaran rokok.