Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lima Cara Ini Dapat Menangkal Rasisme

23 Agustus 2019   09:31 Diperbarui: 24 Juni 2021   06:44 7914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kebersamaan tanpa sekat ras. (Fra.europa.eu)

Tulisan ini baru dapat dihadirkan penulis, karena, penulis tidak ingin terlalu terjebak pada satu sisi saja. Hal ini disebabkan oleh dua hal. Pertama, penulis adalah orang keturunan dari dua suku dan ras yang berbeda. Kedua, karena penulis sudah lama tinggal di Jawa.

Tidak bisa dipungkiri bahwa Jawa adalah tempat utama dan harapan bagi masyarakat untuk dapat dijadikan sebagai "destinasi hidup". Tidak sedikit, orang-orang dari luar Jawa ingin tinggal di Jawa dan menetap di Jawa. Hal ini dikarenakan Jawa adalah pulau yang sama dengan keberadaan ibukotanya (Jakarta).

Karena dekat dengat pusat pemerintahan itulah, Jawa dapat difavoritkan untuk dapat dituju oleh orang-orang dari berbagai daerah di Indonesia khususnya dari luar pulau. 

Mereka tidak hanya ingin mencari peruntungan dalam hal ekonomi, namun juga dalam hal pengetahuan melalui sarana pendidikan yang cepat maju dibandingkan daerah (pulau) lain.

Selain itu, mencari jodoh orang Jawa juga akan cukup mempermudah orang-orang dari luar Jawa untuk dapat menetap di Jawa dan hidup lebih makmur. 

Harapan semacam ini cukup logis karena, lagi-lagi Jawa adalah tempat yang tidak jauh dari pusat pemerintahan. Ini yang membuat banyak orang berkeinginan tinggal di Jawa.

Namun, keberadaan masyarakat dari luar pulau yang kemudian dapat diidentifikasi melalui perbedaan ras, suku, bahasa & budaya, dan agama (RSBA) membuat kenyamanannya juga 50-50. Ada yang dapat diterima oleh masyarakat setempat. Ada pula yang perlu proses hingga juga tak menutup kemungkinan terjadi konflik

Sebenarnya, Indonesia tidak hanya sekarang menghadapi problematika seperti ini. Insiden di Maluku, Kalimantan, dan lainnya sebenarnya juga tak jauh-jauh dari masalah yang terjadi antara pendatang dengan "pribumi" dan itu tidak lepas juga karena identitas (RSBA). Mereka yang merasa menjadi penduduk asli tempat itu akan berusaha mematenkan haknya sebagai pelindung daerah dan budaya.

Baca juga: Parah, Rasis Amerika terhadap Warga Asia

Sedangkan bagi pendatang, mereka tidak hanya mencoba beradaptasi, namun juga berupaya menularkan apa yang dia bawa dari asalnya. Buktinya (salah satunya) seperti budaya dan bahasa Jawa yang dapat dikenal banyak orang, bahkan oleh masyarakat non-Jawa.

Karena, tidak sedikit orang Jawa juga melakukan transmigrasi ke luar pulau dan kemudian mampu membentuk tatanan baru di daerah-daerah tersebut. Seperti di beberapa daerah di Pulau Kalimantan, Maluku, Papua, Sumatera (Lampung) dan lain-lain yang terdapat masyarakat transmigran Jawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun