Sama seperti kebiasaan dalam mengkritisi hal-hal yang kemudian disebut kentang.
Seandainya status kita sebagai konsumen diubah menjadi produsen---pembuat hape, tower sinyal, aplikasi, dan lainnya, apakah kita akan mengatakan kentang pada hasil produksi kita?
Begitu pula dengan penggunaan istilah kentang. Sudah benarkah kentang itu menjadi representasi dari suatu hal yang negatif atau yang memiliki nilai minus?
Atau jangan-jangan, kentang itu justru lebih bagus dari stigma tersebut. Hanya (mungkin) karena, kita pelahap nasi putih, akhirnya kita memiliki keleluasaan untuk 'merendahkan' kentang.
"Duh memang kentang!" *emot tertawa dan berair mata*
Malang, 24 Maret 2019
Deddy Husein S.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H