Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ondel-ondel Lumut

19 Desember 2018   15:08 Diperbarui: 19 Desember 2018   15:14 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ondel-ondel kini kabarnya menjadi bahan untuk mengamen di jalanan di daerah ibu kota. Sehinga, menimbulkan perdebatan di berbagai khalayak dengan sudut pandangnya masing-masing. Kenapa?

Pertama, karena ini adalah kesenian tradisional memiliki unsur kebudayaan leluhur Betawi. Sehingga, sangat diperhitungkan nilai-nilai seninya---kesuciannya.

Kedua, karena ini merupakan ranah komersialisasi terhadap seni dan budaya---ditambah dengan berada di jalanan.

Dua poin ini sepertinya menjadi  suatu pemikiran bahwa Ondel-ondel harus berada di panggungnya sendiri. Harus menjadi sebuah karya seni yang memiliki wadah dan tidak untuk dikomersialkan. Apalagi jika komersialisasinya hanya untuk menguntungkan kantong-kantong pribadi, bukan untuk komunitas yang mencoba melestarikan seni dan budaya yang ada di Ondel-ondel.

Tapi, apakah keberadaan Ondel-ondel di jalanan serta-merta akan membuat citra yang negatif terhadap kesenian Betawi? Apakah image ngamen kemudian melunturkan makna dan simbolisasi dari keberadaan dua tokoh di Ondel-ondel tersebut?

Mari kita kembali lagi ke perbandingan dengan seni Bantengan dan Topeng Malangan milik Malang. Kita akan menganggap bahwa seni Bantengan itu eksklusif, karena tidak mudah untuk menonton pertunjukannya---jika anda tinggal di kotanya tentu akan sangat jarang atau bahkan tidak bisa menontonnya. Sekali-dua kali Bantengan dan Topeng Malangan akan hadir di tengah kota ketika memang ada perayaan besar di kota Malang. Namun, selebihnya kita akan mencari informasi terhadap dua kesenian itu dengan harus berkunjung ke desa-desa yang memang memiliki kehidupan yang dekat dengan dua kesenian tersebut.

Artinya, keeksklusifan terhadap suatu karya seni bisa membuat karya seni itu semakin dekat pada kepunahan, dan di sisi lain keeklusifan tersebut membuat kehadirannya menjadi terlihat menarik. Segi menarik inilah yang kemudian kita coba cari pada seni Ondel-ondel.

Apa yang menarik dari seni Ondel-ondel?

Apakah anak kecil bisa mengerti, kenapa Ondel-ondel ada dua, yang satu merah, yang satunya putih?

Kenapa Ondel-ondel memiliki wajah sebesar itu dan membuat anak kecil sering ketakutan?

Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya tentang Ondel-ondel yang mungkin akan membuat kita mulai berpikir, bahwa Ondel-ondel memiliki suatu keunikan yang seharusnya bisa menjadi keindahan di masa kini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun