Begitu pula di dunia game, ketika seorang gamer bertemu dengan sesama gamer dan kemudian menjadi teman bermain game. Artinya, melalui game, kita masih bisa membuka jendela interaksi dan komunikasi---terlepas dari patokan sebatas teman di dunia maya atau ada di dunia  nyata.
Suatu hal yang paling dirasakan manfaat dari keberadaan game adalah kehadirannya mampu membuat siapapun yang bermain pada akhirnya mengurangi pikiran bingung dan sedihnya terhadap permasalahan yang sedang terjadi. Seiring berjalannya waktu, tuntutan hidup manusia menjadi semakin tinggi dan membuat pikiran menjadi semakin cepat untuk tertekan.
Di sanalah, kemudian kita sangat perlu suatu waktu untuk dapat rileks. Berada dalam bayang-bayang permasalahan dapat memicu stress dan jika dibiarkan begitu saja juga dapat menimbulkan penyakit---tak hanya terhadap psikis namun juga fisik.
Ada sebuah persepsi bahwa orang yang sudah bekerja akan menjadi anti game. Justru mereka sebenarnya bisa melalangbuana di dunia game apapun. Bahkan jika dibandingkan dengan anak-anak dan remaja, mereka juga tak kalah jam terbangnya. Perbedaannya hanya pada kemampuan mereka dalam mengelola waktu yang lebih baik dibandingkan gamers anak-anak dan remaja yang cenderung over-addict terhadap game.Â
Semua hal yang berlebihan tentu tak baik, bukan? Obat saja yang dapat menyembuhkan, bisa menjadi penyebab kematian jika dikonsumsi secara berlebihan. Hal ini tentu juga berlaku pada perlakuan terhadap keberadaan game.
Berbicara tentang game, kita boleh kembali mengingat atau menghitung jumlah game yang sudah kita mainkan. Apakah sudah lebih dari 10 game yang Anda mainkan? Jika sudah atau bahkan sangat lebih dari itu, maka selamat! Anda adalah salah satu orang yang berhasil mengikuti perkembangan zaman.
Apakah pengikut perkembangan zaman harus bermain game? Tidak juga. Namun, bermain game setidaknya kita bisa tahu apa yang sedang terjadi dan tahu juga bagaimana rasanya saat bermain game dan dari sanalah kita bisa menentukan penilaian kita terhadap game. Karena, menilai sesuatu tanpa kita pernah tahu faktanya tentu bukanlah hal yang bijak.Â
Termasuk dalam menilai game, yang tak 100% haram untuk dicoba. Narkoba yang jelas berbahaya saja masih ada yang berani mencoba. Sedangkan game yang katanya berbahaya tapi nyatanya tidak banyak narapidana yang berada di sel penjara karena bermain game, bukan?
Game bisa dikatakan berbahaya ketika perlakuan kita terhadap game itu telah tidak pada koridornya---selain over-addict. Seperti memainkan game dewasa namun dilakukan di usia yang belum cukup. Atau memainkan game, lalu diujicobakan ke dunia nyata. Misalnya, memainkan game Smackdown, lalu temannya dibanting ke lantai kelas seperti adegan fight Undertaker melawan Reymysterio. Tentu hal itu sangat tidak boleh. Untuk itu, pengenalan terhadap game itu perlu dilakukan sebelum kita terlanjur kecemplung.
Sebagai orang yang akan mendewasa dan punya anak nanti, pasti perlu adanya pengetahuan dan pengalaman terhadap game. Karena, hampir pasti anak kita akan memainkan game---apapun jenisnya. Sehingga, berbekal dari pengalaman bermain game dan keberhasilan dalam menilai keberadaan game, tentu dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengenalkan game pada anak dan memberikan arahan serta penjelasan sebaik mungkin. Agar anak kita tahu apa yang harus dia lakukan terhadap game---cara menyikapinya. Bahwa game tidak 100% buruk.
Bahkan, kehadiran game terkadang bisa membuat kita bangga. Bagaimana bisa?