"Iya maaf aku ketiduran sampai ga sempet pamit" jawabnya.
" Ooo gitu ya,, oke baiklah." Ujarku mencoba mengerti.
Entah itu hanya alasannya atau memang itu kenyataan. Namun tetap saja aku merasa ga terima karena selalu merasa tidak lagi dia prioritaskan.
Bulan berganti bulan, hari berganti hari. Hingga tak berselang lama, masalah muncul lagi...
Sebuah berita indah sebenarnya. Membahagiakan baginya namun bisa menjadi petaka buat aku, untuk hubungan kami..
why? Karena aku sadar hal ini akan menambah keruwetan dalam hubungan kami..
Yah.. karir kerjanya meroket. Dia di terima sebagai tenaga pengajar yang selama ini dia impikan.
Akibatnya.. sesuai prediksi,
Disadari atau tidak.. dia sudah tidak ada waktu buat aku..
waktunya jadi sangat sibuk dan hampir ga ada waktu denganku, walau hanya chat untuk berkabar, untuk makan siang atau sholat. Yang itu dulu selalu dia lakukan, yang itu membuatku merasa dia utamakan, yg membuatku merasa dia hadirkan di semua aktifitasnya.
" sayaang.." sapanya.