Mohon tunggu...
Senja Nila
Senja Nila Mohon Tunggu... -

aku berwarna, dan kaupun begitu..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Drama~

1 April 2011   02:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:14 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku berusaha melakukannya sesuai dengan latihan. Dia menyerangku beberapa kali. Sampai pada serangan kesekian tongkatnya tak sengaja menyenggol kumis palsuku. Upps... lemnya sudah tak begitu lengket terkena keringat. Jadilah tu kumis menggantung tak sempurna di wajahku. Sesyl melotot ke arahku dan menahan tawa. Wajahku mulai pucat, kalo sampai ni kumis copot sebelah bakal  diketawain anak seaula!.

Aku buru-buru menyerang Sesyl. Dan pedangku hampir menempel di perutnya. Deka masuk dan menyerangku sampai aku terjatuh.  Ahh...akhirnya kumisku selamat juga sampai adegan itu.

"Plok-plok...", seisi aula memberi tepuk tangan pada kami, eh pada Deka.

"Akhirnya Panglima Kerajaan yang juga putra mahkota menikah dengan Wulan. Mereka hidup bahagia selamanya.", suara sang narrator menutup pentas drama kami.

Alhamdulillah, semuanya berjalan lancar. Kami menyempatkan untuk berfoto-foto terlebih dahulu di belakang pentas. Setelah membersihkan make up dan berganti kostum kami ke bangku penonton untuk melihat drama dari kelas lain.

Aku duduk agak belakang, dan seperti biasa disampingku ada Deka, sahabatku gak ada lagi selain dia.

"Geser dong..", Sesyl ingin duduk di sebelahku, ehhhh...

Aku geser satu bangku, Deka juga geser,  hampir ada 5 orang disebelahku yang geser gara-gara Sesyl. Hehee...~

Drama yang sedang ditampilkan sekarang adalah drama kelasnya Chika judulnya "Putri Salju". Seperti biasa dia jadi pemeran utama, cantik c, tapi biasa aja sekarang. Bosen..haha, aku tertawa dalam hati. Masih ada Sesyl kok.

Terlihat Putri Salju memakan buah apel dari nenek sihir. Dia pingsan lalu tertidur sekian lama. Singkat cerita Pengeranpun datang.

"Wah bentar lagi adegan ciuman!", seru Sesyl.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun