"Ayo tendang yang keras...semangat!"
Beberapa anak perempuan duduk-duduk di depan kelas sambil menyemangati kami. Aku mulai menggiring bola, kekanan..kekiri...hampir dekat gawang...kutendang keras-keras bola itu.
"Paak!!.."
Bolanya menyamping dan mengenai tiang. Menggelinding sejenak ke luar lapangan. Eh, disana ada Sesyl. Sesyl dengan tenangnya menggiring bola ke tengah lapangan.
"Wah..ayo maen bareng syl!", tantang Deka.
OMG...dan akhirnya permainan bola kami jadi sedikit gak karuan gara-gara ada Sesyl. Perempuan sama saja, mereka selalu mengganggu! Eh, dia malah ngajak teman ceweknya yang lain buat main bola bareng kami. Wah, tambah kacau.
"Hei, Bu Lupi datang..", kata Mimi.
Kamipun berlarian masuk kelas, dengan wajah dan badan penuh peluh. Hmm lengket semua rasanya. Keasyikan main sampe lupa waktu nih.
Langit mendung, warnanya abu-abu..penuh tak menyisakan warna biru seperti biasanya. Kulihat jam tangan digitalku, 15.36. Les sudah selesai. Aku dan teman-teman lainnya melanjutkan main bola. Kali ini only for boy...eh man! Aku merasa aku sudah dewasa, hehe. Permainan bola baru kami hentikan sampai hujan rintik-rintik datang. Kami langsung berhamburan dan pulang kerumah dengan berbasah-basah dengan air hujan.
Keesokan harinya..
Aku duduk di bangku paling depan, kulihat timeline di twitterku, teman-teman pada ngegosipin guru di twitter..ah gak ikutan, kualat ntar!. Masih istirahat, hujan mengguyur dengan deras, kami tak bisa bermain di luar, ya, sekolah tempat belajar dan bermain, jaga keseimbangannya hehe..