Mohon tunggu...
Deby
Deby Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional

Saya adalah seorang mahasiswa Hubungan Internasional di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Perkembangan Ekonomi Hong Kong (Ditinjau dari Kebijakan "One Country, Two Systems")

17 Maret 2024   20:59 Diperbarui: 17 Maret 2024   21:08 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.freepik.com/premium-photo/hong-kong-china-flag-countries_20944140.htm

1.3 Tujuan Penulisan

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari tulisan ini adalah agar dapat mengetahui perkembangan ekonomi Hong Kong jika ditinjau dari Kebijakan "One Country, Two Systems".

1.4 Kerangka Pemikiran

Interdepensi Internasional

Alasan bagi setiap negara untuk bekerjasama dapat bervariasi. Tetapi salah satunya ialah karena adanya kondisi saling membutuhkan, yang mendorong negara-negara saling berhubungan secara terus menerus. Di tingkat global, kehidupan internasional mencakup berbagai bidang, mulai dari ekonomi, sosial, lingkungan, kebudayaan, hingga politik serta pertahanan dan keamanan. Keragaman ini memunculkan beraneka-ragam masalah dan kepentingan yang membutuhkan kerjasama untuk menemukan solusi-solusi. Di dalam situasi hubungan internasional yang kompetitif, negara akan berusaha memaksimalkan capaiannya (gains). Untuk itu negara-negara akan semaksimal mungkin berupaya bekerjasama agar mendapatkan keuntungan tanpa perlu mengorbankan pihak lain. Situasi interdependensi akan dengan sendirinya tercipta setelah kerjasama telah terjalin dengan sangat erat. Dalam keadaan seperti ini, interdependensi mendorong masing-masing negara mengkalkulasi betul kemungkinan kerugian yang didapat jika mereka tidak melakukan kerjasama.

Di dalam setiap bentuk kerjasama hambatan-hambatan tentu saja dapat terjadi akibat misalnya friksi antarnegara, miskomunikasi, yang tentu saja potensial membahayakan kepentingan masing-masing negara. Sifat agresif biasanya muncul, terutama dari pihak negara yang secara militer kuat. Penyebabnya adalah kepentingan nasional yang kerap digunakan sebagai dasar pertimbangan para pengambil keputusan membuat kebijakan. Menurut kaum neoliberalis, karena masalah keamanan adalah masalah yang serius dan penting, maka perlu dibentuk institusi, melalui mana stabilitas dan keamanan kemungkinan dapat dijaga, dan ini tentu saja sangat menguntungkan bagi pihak negara yang dari sisi kapabilitas militer lemah.

Berdasarkan pemaparan diatas, interdependesi internasional dapat terbentuk melalui implementasi kebijakan-kebijakan yang diambil, salah satunya dalam kebijakan ekonomi yang dapat memelihara stabilitas perekonomian internasional di mana mereka semua semakin bergantung satu sama lainnya. Begitupun Hong Kong dan Tiongkok yang keduanya saling memiliki interdependensi.

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perkembangan Hong Kong

Nama Hong Kong berasal dari kata "Heung Kong" yang arti-nya adalah "pelabuhan harum". Dalam dialek Canton dikenal dengan istilah "Heung Gong" yang berarti "Pelabuhan Semerbak". Adapun Kowloon berarti "Sembilan Naga". Tentang asal mula nama itu kita harus kembali kepada peristiwa 800 tahun yang lalu, ketika Kaisar Ping menghitung ada delapan buah bukit. Ini berarti ada delapan naga, sebab menurut kepercayaan nenek moyang, setiap bukit terdapat seekor naga. Tetapi perdana menteri mengatakan ada sembilan naga (korwloon), karena menurut kepercayaan nenek moyang yang lebih tua, kaisar juga termasuk naga. Jadi delapan bukit ditambah satu Kaisar sama dengan sembilan naga. Hong Kong adalah "pulau toko" artinya kemana saja pergi dan memandangnya maka kita temui dan kita lihat adalah toko-toko. Namun julukan Hong Kong sebagai "kerajaan penyamun" juga tidak meleset. Sebab pada waktu para pedagang Portugis datang pada abad ke-16, Hong Kong merupakan kumpulan desa nelayan dan pertanian. Karena penduduknya jarang, teluk-teluk dan pulau-pulau kecil sepanjang pantainya yang panjang dan berkelok-kelok menjadi tempat bersarang bajak laut yang mengganggu pelayaran sepanjang pantai Tiongkok Selatan. Oleh karena itu tidak banyak penduduk yang berani bertempat tinggal di sana. Kendati begitu, Hong Kong sudah didiami manusia sejak zaman pra-sejarah. Penduduk-penduduk lain setelah itu merupakan imigran-imigran Tiongkok saat Dinasti Sung (960-1279) dan Dinasti Ming (1368-1644). Kebudayaan dupa masa lalu membuat Hong Kong dijadikan pelabuhan untuk mengirimkan dupa ke pedalaman menyusuri sungai Yang Tse. Oleh karena itu Hong Kong juga disebut "bandar yang harum".

Hong Kong yang semula dikenal sebagai "sarang penyamun, setelah berhasil diduduki Inggris berhasil dibangun menjadi pusat perdagangan dan industri. Selama puluhan tahun, Hong Kong berada di bawah kekuasaan Inggris, yang memberikan surplus bagi Inggris. RRC yang memahami kedudukan Hong Kong, mencoba untuk merebut kembali Hong Kong dari tangan Inggris. Usaha RRC ini berhasil dengan baik, setelah ditandatangani Memorandum of Understanding antara Inggris-RRT tahun 1984.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun