Mohon tunggu...
Debora Putriani Br Nainggolan
Debora Putriani Br Nainggolan Mohon Tunggu... Freelancer - Universitas Negeri Medan

Menulis bagaikan menciptakan imaji dalam dunia sendiri yang diciptakan sesuai dengan keinginan dirimu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Pendek tentang Kerinduan Seorang Anak Kepada Ibunya, Membuat Hati Tersentuh

7 Juni 2024   23:15 Diperbarui: 7 Juni 2024   23:19 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rossa tahu, meskipun Mama tidak lagi bersamanya secara fisik, Mama akan selalu ada di hatinya, menjadi kekuatan yang tak terlihat, mendampinginya dalam setiap langkah hidupnya. Dengan mata yang berat oleh kantuk dan hati yang sedikit lebih tenang, Rossa akhirnya tertidur, berharap bertemu dengan Mama dalam mimpinya, di tempat di mana mereka bisa bersama lagi, walau hanya sejenak.

Di dalam tidur yang damai, di bawah sinar rembulan yang masih setia menerangi malam, Rossa menemukan kedamaian, mengetahui bahwa cinta Mama akan selalu ada bersamanya, selamanya.

Pagi harinya, Rossa terbangun dengan mata yang sedikit bengkak karena menangis semalaman, tetapi hatinya merasa sedikit lebih ringan. Ia membuka jendela kamarnya dan membiarkan sinar matahari pagi masuk, menyentuh wajahnya dengan lembut.

"Hari ini aku akan kuat, Mama," bisiknya, memandang langit biru yang cerah. "Aku akan menjalani hari ini dengan penuh keberanian, seperti yang Mama ajarkan."

Meski kesedihan masih ada, Rossa tahu bahwa kenangan-kenangan indah bersama Mama akan selalu menjadi sumber kekuatannya. Dengan langkah ringan, ia memulai harinya, membawa cinta Mama dalam setiap langkah yang diambilnya. Kenangan itu adalah cahaya yang akan selalu menerangi jalannya, memberi kekuatan untuk melangkah maju, meski Mama tak lagi di sisinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun