Kusimpan senyum itu dalam ingatan,
tanpa perlu berbisik, tanpa perlu berkata,
cinta ini adalah rahasia semesta,
terpatri dalam relung jiwa.
Maknanya:
Puisi ini mengisahkan tentang cinta pertama yang indah namun tak terungkapkan. Di dalam suasana senja yang melambangkan akhir hari dan keheningan, sang penyair berdiri di ambang perasaan yang tak terucap. Mata orang yang dicintai digambarkan seperti embun pagi yang memberikan kehangatan, tetapi ada keengganan atau ketidakmampuan untuk mengungkapkan perasaan itu dengan kata-kata.Â
Rindu yang dirasakan sangat dalam, seperti lembaran-lembaran yang tersimpan rapi di hati. Setiap tatapan dari orang yang dicintai digambarkan sebagai sajak tanpa suara yang menggugah hati, menunjukkan bahwa komunikasi cinta ini terjadi tanpa kata-kata.Â
Di tengah-tengah keheningan senja, nama orang yang dicintai terdengar dalam diam, menunjukkan bahwa meski tak terucap, cinta itu tetap ada dan nyata. Bayangan yang berjalan bersama melambangkan kenangan dan momen-momen yang terlewatkan, namun tetap berarti.Â
Cinta ini digambarkan sebagai syair tanpa suara dan cinta pertama yang abadi dalam keheningan. Senyum orang yang dicintai disimpan dalam ingatan, mencerminkan bahwa cinta ini adalah rahasia yang mendalam dan terpatri di jiwa, tanpa perlu diucapkan atau dibisikkan. Puisi ini menyoroti keindahan dan kedalaman cinta yang tidak terucap, yang meskipun diam, tetap memiliki makna dan kekuatan yang abadi.Â
CINTA TANPA NAMA
Di tengah keramaian kota yang tak pernah diam,
Hati ini terikat pada sosok tanpa nama.