“Buat gue, yang paling penting waktu lo nulis itu lo harus jujur. Orang dengan sendirinya bisa nilai tulisan lo jujur apa nggak dengan membaca. Kenapa gue bilang gini? Soalnya setelah gue menyadari kalo blog itu bisa menjadi tangga yang bisa bawa lo ke mana-mana, banyak yang jadi terlalu fokus sama tangga itu dan akhirnya kehilangan ketulusan dalam nulis,” jelas Haqi.
Dari omongan Gina dan Haqi, saya bisa menarik kesimpulan. Bahwa seorang movie blogger itu harus jujur dalam menulis ulasannya, tapi bisa menyampaikan pendapatnya dengan bahasa yang baik. Sekalipun kita nggak suka dengan film itu, bukan berarti kita bisa menghina atau ‘membunuh’ bukan hanya karya yang sudah dibuat dengan susah payah oleh para pelaku film, tapi juga industri film itu sendiri. Film Indonesia justru harus didukung dan diberi masukan yang baik agar bisa makin berkembang. Dan untuk ini, para movie blogger yang menjadi tulang punggungnya.
So, start from today, I will be more responsible in writing movie reviews. I’ll also feed my brains with every thing about movies, particularly local ones, to understand the industry’s struggle better. Let’s support Indonesian movies because we are proud to be Indonesians!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H