Mohon tunggu...
Dea Permata Cintiya
Dea Permata Cintiya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa Kelas XII MIPA 4 SMA Negeri 1 Waled

seni adalah hidup, dan hidup adalah seni

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Antara Ketergantungan dan Keadilan Sosial melalui Puisi "Kepada Peminta-minta" Karya Chairil Anwar

5 Maret 2024   11:24 Diperbarui: 5 Maret 2024   11:30 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perilaku pengemis yang merebahkan diri di sembarang tempat bisa mengganggu ketertiban umum dan kenyamanan orang lain di sekitarnya. Hal ini dapat menciptakan ketidaknyamanan dan mengganggu kehidupan sehari-hari orang lain.

Mengganggu dalam mimpiku

Menghempas aku di bumi keras

Di bibirku terasa pedas

Mengaum di telingaku.

Meskipun merasa tidak menyukai pengemis, kira tak dapat menghapus pikiran tentang keberatan hidup yang dihadapi si pengemis. Kehidupan yang keras ini membuat kita merasa terhempas ke realitas yang tak terelakkan. Meski demikian, kita sadar bahwa kita memiliki tanggung jawab moral untuk membantu si pengemis.

Oleh karena itu, kita tidak hanya memberikan bantuan materi, tetapi juga memberikan nasehat agar si pengemis berusaha untuk mandiri dan tidak terus bergantung pada belas kasihan orang lain. Meski kadang-kadang kata-katanya terdengar kasar, yakin saja bahwa itu semua dilakukan untuk kebaikan si pengemis.

Baik, baik aku akan menghadap Dia

Menyerahkan diri dari segala dosa

Tapi jangan tentang lagi aku

Nanti darahku jadi beku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun