Nanah meleleh dari luka
Sambil berjalan kau usap juga.
Penyair secara tajam menyoroti perilaku manipulatif si pengemis yang berusaha memperoleh simpati dengan memperlihatkan kesengsaraan dan penderitaan secara berlebihan. Dengan tidak ingin mendengarkan cerita si pengemis, mereka menolak untuk terjebak dalam permainan emosional yang dimainkan oleh si pengemis. Bagi mereka, kejujuran dalam menyampaikan kebutuhan jauh lebih berharga daripada memainkan drama untuk mendapatkan belas kasihan orang lain.
"Nanah meleleh dari luka, Sambil berjalan kau usap juga" ini menunjukkan betapa buruknya sikap pengemis karena menampilkan dirinya secara berlebihan sebagai orang yang menderita, padahal mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan keadaan sebenarnya. Ini menunjukkan ketidakjujuran dalam berinteraksi dengan orang lain.
Dengan menunjukkan raut wajah susah dan memperlihatkan kondisi fisik yang memprihatinkan, si pengemis mencoba memanipulasi emosi orang lain untuk mendapatkan belas kasihan. Hal ini dianggap tidak jujur dan tidak etis.
Sikap si pengemis dapat menciptakan persepsi negatif terhadap pengemis secara umum. Orang-orang mungkin menjadi skeptis terhadap kebutuhan sebenarnya dari pengemis lainnya karena pengalaman dengan si pengemis manipulatif tersebut.
Bersuara tiap kau melangkah
Mengerang tiap kau memandang
Menetes dari suasana kau datang
Sembarang kau merebah.
Pengemis selalu saja bersuara meminta-minta. Ketika berhadapan dengan seseorang, ia selalu meraung, merintih, bahkan menangis seakan derita hidupnya begitu pedih. Ketika merasa letih pun ia merebahkan dirinya di sembarang tempat.