Mohon tunggu...
Dea nur Sapitri
Dea nur Sapitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa universitas Islam negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Studi Geografi dalam Kurikulum 13

21 Juni 2022   22:20 Diperbarui: 22 Juni 2022   12:06 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

STUDY GEOGRAFI DALAM KURIKULUM 13 

Dea Nur Sapitri

Nurdea716@gmail.com 

Prodi Tadris IPS

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Pekanbaru

Indonesia

Kurikulum menjadi dua hal yang tidak terpisahkan dan menjadi hal penting untuk diperhatikan berkembangnya kurikulum maka suatu pendidikan juga akan berkembang terutama dalam hal pembelajaran sesuai dengan undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntunan perubahan zaman pendidikan nasional, berfungsi untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa berakhlak mulia, berilmu, cakap kreatif, dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 2006 atau KTSP 2006 penerapan dari kurikulum 2013 ini menekankan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang produktif, inovatif, kreatif, dan afektif kurikulum 2013 dikembangkan dengan tujuan menyiapkan peserta didik untuk memiliki kemampuan soft skill 1 dan juga hard skill kemampuan keduanya ini diharapkan menjadi hasil yang seimbang sehingga peserta didik dapat beradaptasi di manapun dan kapanpun mereka berada (Zenna dan Sitompul 2017)

Menurut UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dan mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan Negara.

 Untuk mewujudkan tujuan dari kurikulum 13 pemerintah menyusun dan menetapkan 8 SNP atau (standar nasional pendidikan) di seluruh wilayah Indonesia SNP ini memuat kriteria minimal komponen pendidikan sesuai dengan jenjang pendidikan masing-masing, agar dapat mengembangkan pendidikan secara optimal sesuai dengan karakteristik dan kekhususan tujuannya. standar nasional pendidikan tersebut antara lain: 

1.Standar kompetensi lulusan 

2.Standar isi

3.Standar proses 

4.Standar penilaian 

5.Standar pendidik dan tenaga pendidik 

6.Standar pengelolaan 

7.Standar sarana dan prasarana dan 

8.Standar pembiayaan

Kurikulum 2013 berbasis kompetensi dapat dimaksai sebagai suatu konsepkurikulum yag lebih menekankan pada pengembangan kemampuan melakukantugas-tugas dengan standar tertentu, sehingga hasil yang diperoleh dapat dirasakanoleh peserta didik. Hasil yang ini berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu, (Setyowati., Siswandari dan Octoria, 2014:313). Pengertian kurikulum yang dijelaskan oleh kemendikbud mengatakan bahwa Kurikulum2013 merupakan sistem pendidikan yang menekankan pada keseimbangan antara kemampuan Hard skill dan soft skill yang dimulai dari Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses dan Standar Penilaian. Kurikulum 2013 didasarkan pada UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional

Ciri pembelajaran dalam Kurikulum 2013 adalah pendekatan scientific yang dicirikan oleh pengembangan kemampuan dan keterampilan dalam mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan Sementara Model Pembelajaran yang sangat dianjurkan adalah:Inquiry - Discovery learning, Problem based learning, Project based learning, dan Collaborative learning 

Pelaksanaan pembelajaran dalam kurikulum 2013 berpusat pada peserta didik untuk mewujudkan hal tersebut maka harus memenuhi kriteria minimum yang telah ditetapkan dalam Permendikbud no 22 Tahun 2016 yaitu standar proses pendidikan Kurikulum 2013 kembali dilaksanakan secara nasional namun bertahap

Landasan teori pendekatan saintifik dalam kurikulum 2013

Pendekatan saintifik adalah nama lain dari pendekatan keterampilan proses yaitu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk melakukan proses penelitian model seperti ini peserta didik dilatih untuk melakukan kegiatan layaknya ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah bertujuan untuk mengembangkan sikap ilmiah dan membina keterampilan belajar atau basic learning tools dalam mengembangkan dirinya secara mandiri

Tulisan ini mencoba untuk mengupas strategi pembelajaran geografi sesuai ketentuan standar proses dalam konteks implementasi kurikulum 2013. Kajian ini dibagi menjadi 3, yaitu:

1.Karalteristik mata pelajaran geografi

2.Landasan teori pendekatan saintifik dalam konteks kurikulum 2013

3.Implementasi standar proses (pendekatan saintifik) dalam pembelajaran geografi

Bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang pengelolaan pembelajaran geografi dalam konteks pendekatan saintifik agar lebih efektif dan efisien. Metode kajian ini di ambil dari analisis pustaka dengan pendekatan secara kualitatif.

Karakteristik mata pelajaran geografi

Geo yang artinya bumi dan graphien artinya tulisan, gambaran, atau penjelasan. 

Hartshorne ingin menekankan bahwa tempat kehidupan manusia memiliki perbedaan-perbedaan karakter, dan ilmu geografi berusaha mencari penjelasan dan interpretasi tentang karakter tempat-tempat di permukaan bumi.

Pernyataan ini memperkuat bahwa geografi merupakan ilmu yang mengawali dalam kaji tentang interaksi spasial dan tertarik untuk mengkaji tentang hubungan antara ilmu pengetahuan alam dengan masyarakat. 

Geografi jelas berbeda dengan mata pelajaran tersebut. Objek kajiannya sangat luas karena permukaan bumi sehingga untuk melihat keseluruhan dibutuhkan alat untuk memperkecil, yaitu peta. Proses distribusi, interaksi ruang, interdependensi antar wilayah, dan sejenisnya tidak dapat diamati secara langsung seperti halnya kodok. Dengan karakteristik demikian, kelak akan banyak mengalami sedikit kesulitan ketika ada aturan yang mengharuskan pembelajaran geografi menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik.

LANDASAN TEORI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013

Pendekatan saintifik adalah nama lain dari pendekatan keterampilan proses yaitu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk melakukan proses penelitian. Dalam model ini peserta didik dilatih melakukan kegiatan layaknya ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah. Tujuan utama adalah untuk mengembangkan sikap ilmiah dan membina keterampilan belajar (basic learning tools) dalam mengembang-kan dirinya secara mandiri. Langkah pembelajaran saintifik mengadopsi langkah penelitian ilmiah

Langkah pembelajaran keterampilan proses sains yang daijukan para ahli banyak ragamnya. Namun Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Bagian Pedoman Umum Pembelajaran memberi ketetapan bahwa langkah pembelajaran saintifik berikut.

IMPLEMENTASI STANDAR PROSES (PENDEKATAN SAINTIFIK) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

pembelajaran, sebaiknya memperbanyak kegiatan Mengamati saja untuk “mengejar” penyampaian materi. Langkah kegiatan lainnya yaitu Menanya, Mencari data (observasi), Mengasosiasi, dan Mengkomunikasikan cukup dilakukan sekemampuan saja, namun demikian harus tetap memiliki semangat untuk tetap berusaha melatih peserta didiknya dalam mencoba langkahlangkah saintifik. Ruang lingkup, tema, atau topik yang diangkat untuk latihan melakukan langkah saintifik dipilih yang paling mudah dan sederhana sederhana sehingga memungkinkan peserta didik dapat terlibat dan mempraktikannya. Guru tidak perlu memaksakan diri memilih tema yang sulit karena akan mubadzir dan tidak bermakna bagi peserta didik.

Jika diterapkan dalam pembelajaran geografi, guru harus mengidentifikasi masalah atau tema yang akan diangkat menjadi bahan pembahasan, bahan diskusi, bahan latihan penelitian, dan bahan yang akan dikerjakan. Tema yang dapat diangkat dalam geografi misalnya urbanisasi, banjir, angka kelahiran, produktivitas pertanian, sebaran barang tambang, dan lain-lain.

Dengan sifat kajian geografi yang dijelaskan di atas, memiliki implikasi terhadap pembelajaran geografi di sekolah. Mata pelajaran geografi yang disampaikan melalui pendekatan saintifik memiliki kesulitan terutama pada penyediaan dan pengemasan sumber belajar, serta pengelolaan kelas pada langkah ketiga yaitu observasi lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

[1]Permendikbud no. 58 Th. 2014, Tentang Kurikulum 2013 SMP/MTs, Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMP/MTsPermendikbud no. 59 Th. 2014, Tentang Kurikulum 2013 SMA/MA, Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA 

[2]Yani, A. (2014). Mindset Kurikulum 2013. Bandung Alfabeta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun