Ketika mengitari mejanya, saya tiba-tiba dipenuhi rasa takut. Mengingat email yang telah dikirim ke semua staf pada hari Jumat oleh Kepala Departemen Informasi terkait dengan kebijakan kata sandi baru dan persyaratan untuk memastikan kalau semua staf punya kata sandi yang kuat. Siapa pun yang belum mengatur ulang kata sandinya sebelum Senin pagi sesuai dengan kebijakan tersebut akan dikunci akunnya dan dipaksa untuk mengatur ulang dengan kata sandi yang sesuai dengan kebijakan tersebut.
Di layarnya, kalimat dengan huruf merah tebal berkedip "Pulihakan kata sandi Anda".
Yang terjadi selanjutnya adalah tiga jam dari hari saya yang tidak akan pernah pulih. Kebijakan kata sandi kami bukanlah hal yang saya anggap sulit, sayangnya sulit bagi manusia gua. Panjangnya harus dua belas karakter dan harus memiliki setidaknya satu kapital, satu angka, dan satu karakter khusus. Tidak susah kan? Susahnya, saya harus berurusan dengan karakter khusus bos.
Saya terus mencoba menjelaskan alasan mengapa kebijakan kata sandi diberlakukan. Bos kemudian memberi tahu kalau beliau selalu mengganti kata sandi dengan seksama pakai "Password1", lalu "Password2", dan seterusnya selama beberapa tahun terakhir. Ketika sampai ke Password9, beliau akan kembali ke "Password1" lagi. Tapi tidak pernah menggunakan "Password0". Ketika bos selesai menyampaikan dengan bangga kisah kata sandinya kepada saya, saya pikir orang-orang seperti beliaulah yang menyebabkan kebijakan kata sandi baru dibuat.
Membuatnya mengerti kalau tombol spasi tidak bisa diterima dalam kata sandi juga tidak membantu. Pada satu tahap, beliau membentak saya, "Kenapa sa terima ko kerja kalo tra bisa bantu untuk hal-hal IT dasar seperti ini?" Kesabaran saya sudah habis saat itu jadi saya jawab, "Maaf bos, sa bukan tenaga IT, Boss su tahu to? sa analis kebijakan". Beliau tampak benar-benar bingung dengan wahyu tersebut, tetapi kemudian dengan cepat kembali mencoba kombinasi kata sandi yang ditolak sistem.
Akhirnya, dia memasukkan kata sandi yang diterima sistem. Serasa bumi terangkat dari bahu, akhirnya saya bisa kembali melanjutkan pekerjaan saya yang sebenarnya. Ketika berjalan keluar dari kantornya, "Kris, Balik dulu sini." Beliau menulis di selembar kertas dan menyerahkannya kepada saya. Saya membuka kertas itu dan bisa melihat coretannya "Kris&Tolol1".
Saya memalingkan mata ke arahnya dan bertanya, "Apa ini bos?"
Dia menjawab, "Sa pu kata sandi. Sa suka lupa jadi sebaiknya ko yang simpan".
Jadi sekarang, setiap pagi bos datang menemui saya pada jam 9:05 dan menanyakan kata sandinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H