Mohon tunggu...
Dean Ruwayari
Dean Ruwayari Mohon Tunggu... Human Resources - Geopolitics Enthusiast

Belakangan doyan puisi. Tak tahu hari ini, tak tahu esok.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Tensi Meningkat di Semenanjung Korea, AS dan Korsel Perpanjang Vigilant Storm

6 November 2022   06:29 Diperbarui: 9 November 2022   17:25 828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jet tempur F-35B Angkatan Udara AS ambil bagian dalam latihan udara bersama Korea Selatan dan AS di pangkalan udara di Gunsan, Korea Selatan, 1 November 2022. Yonhap via REUTERS

Komunitas global tidak senang atas memanasnya situasi di sana. Alasannya jelas, sudah ada perang di Ukraina. Ketegangan yang meningkat di kawasan lain dapat lebih jauh mendorong dunia ke dalam kekacauan.

Presiden Jerman mengutuk Korea Utara atas apa yang dia sebut "mengancam Perdamaian Internasional".  Frank-Walter Steinmeier saat ini sedang dalam kunjungan ke Korea Selatan. Ini yang dikatakannya di Seoul "peluncuran akhir-akhir ini telah sangat memperburuk situasi dan saya katakan dengan sangat jelas, eskalasi ini tidak dapat diterima dan tanggung jawab terletak pada rezim Korea Utara saja." Jadi pemimpin Jerman berpendapat kalau ketegangan memanas disebabkan rezim Korut seorang.

Menteri pertahanan Korea Selatan Suh Wook saat ini sedang  kunjungan ke AS. Beliau mengunjungi Pentagon dan disambut oleh Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin. AS menegaskan kembali komitmennya untuk pertahanan Korea Selatan. "saat ini ketegangan meningkat. Aliansi kami sangat kuat. Amerika Serikat tetap berkomitmen penuh untuk membela RoK. Komitmen kami teguh, mencakup berbagai kemampuan pertahanan nuklir, dan konvensional, dan rudal kami.

Austin juga mengatakan bahwa Korea Utara harus terlibat dalam dialog serius dengan Selatan. Korea Utara dan Selatan secara teknis masih dalam Perang.  Sedikit menyelami sejarah, pada tahun 1958 AS mengerahkan senjata nuklir taktis di Korea Selatan. Nuklir tesebut ditarik keluar pada tahun 1991. Tiga dekade berlalu, AS  terus memperluas apa yang disebutnya "payung nuklir" ke Korea Selatan. Dengan kata lain Washington mengatakan pihaknya berkomitmen untuk menggunakan semua kemampuan untuk membela Korea Selatan jika terjadi serangan.

Korsel tidak komplain. Suh Wook mengatakan dalam kunjungannya ke Pentagon bahwa Korsel akan "menerima manfaat dari berbagai kemampuan militer termasuk tidak hanya kekuatan nuklir dan konvensional serta kemampuan pertahanan rudal tetapi juga kemampuan non-nuklir tingkat lanjut seperti ruang siber dan kemampuan elektromagnetik."

Saya kira, semua ini akan bikin rezim Korut kebakaran jenggot. Semoga jangan lagi ada ketegangan lain yang memanas jadi kobaran api.

Sumber: 1, 2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun